Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 49 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Sebuah Catatan Digitalisasi Dana Pensiun?

15 Oktober 2024   07:47 Diperbarui: 15 Oktober 2024   09:22 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Asosiasi DPLK

Sumber: Asosiasi DPLK
Sumber: Asosiasi DPLK

Diskursus tentang digitalisasi dana pensiun, suka tidak suka, akan tiba pada waktunya. Karena rata-rata industri jasa keuangan sudah berada pada "orientasi digital" bahkan "super apps". Karena dengan digitalisasi dana pensiun maka: 1) dibutuhkan komitmen pendiri DPLK sebagai bagian revitalisasi bisnis DPLK pasca UU No. 4/2023 tentang PPSK dan POJK 27/2023 tentang Penyelengaraan Usaha Dana Pensiun, 2) sebagai bagian inisitiaf baru di DPLK untuk memberikan layanan yang optimal, seperti iuran sukarela, manfaat lain, atau manfaat berkala, 3) sebagai bagian edukasi publik melalui digitalisasi khususnya kepada pekerja informal dan individu, 4) menjadi bagian dari strategi pemasaran baru dan menyediakan kemudahan akses membeli DPLK, dan 5) meningkatkan layanan peserta DPLK berbasis digital, utamanya untuk perubahan arahan investasi dan pencairan manfaat pensiun.

Memang benar, digitalisasi dana pensiun membutuhkan biaya yang besar. Tapi mungkin, sudah waktunya dana pensiun memprioritaskan digitalisasi dana pensiun. Selain untuk memastikan dana pensiun berjalan sesuai dengan regulasi terbarukan, pendiri dana pensiun pasti menginginkan dana pensiunnya terus bertumbuh dan bisa menjadi pilihan masyarakat ke depannya. Digitalisasi, adalah "jembatan" yang bisa menghubungkan pengelola dana pensiun dengan peserta. Sebuah konversi proses dari manual ke digital, dari berkas -- dokumen ke online. Karena dengan digitalisasi, banyak hal yang bisa dioptimalkan dari proses bisnis dan layanan dana pensiun, termasuk informasi dan edukasi dana pensiun itu sendiri. Apalagi saat ini hampir semua bisnis sudah memprioritaskan digitalisasi. Sebuah pengembangan bisnis dengan menggunakan basis data dan layanan digital.

Melalui digitalisasi dana pensiun, tentunya beberapa bisnis proses dan pelayanan dana pensiun yang lebih berkualitas dan kompetitif dapat diraih. Mulai dari 1) pendaftaran peserta, 2) perubahan arahan investasi, 3) pengajuan pembayaran manfaat pensiun, 4) pengecekan dan informasi saldo, 5) laporan akumulasi dana peserta (login member), 6) pemetaan profil risiko peserta, 7) e-card kepesertaan, 8) penyediaan informasi investasi secara berkala, 9) edukasi dana pensiun, 10) progress pemasaran, dan 11) berbagai layanan administrasi kepesertaan dana pensiun lainnya. Sekalipun di awal berbiaya mahal, digitalisasi dana pensiun spiritnya adalah untuk menjadikan tata kelola dana pensiun lebih efisien dan efektif, di samping meningkatkan standar pelayanan (service level).

Semoga suatu saat nanti, dana pensiun atau DPLK punya layanan aplikasi agregator DPLK, di mana publik secara bebas bisa membeli dan memilih DPLK yang diinginkannya. Karena melalui digitalisasi dana pensiun, tiap pemangku kepentingan di dana pensiun pasti akan lebih terlayani dan menjadi mudah untuk memiliki akses ke dana pensiun. Salam #YukSiapkanPensiun #EdukasiDPLK #DanaPensiun

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun