Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kok Bisa Keluhan Lebih Besar daripada Syukur?

7 Oktober 2024   11:43 Diperbarui: 7 Oktober 2024   11:46 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: TBM Lentera Pustaka


 Datang hari Senin, mengeluh harus kerja harus ini dan itu. Kemarin Minggu pun mengeluh, badan capek tidak bisa ke mana-mana. Sabtu lalu pun masih mengeluh, karena cuaca panas banget. Sudah pasti, besok ada lagi yang dikeluhkan? Selalu mengeluh dan mengeluh.

Ada masalah mengeluh, dikasih tantangan mengeluh. Kerja mengeluh, tidak kerja lebih berat lagi keluhannya. Punya uang mengeluh, tidak punya uang lebih mengeluh lagi. Entah, maunya apa orang-orang yang gemar mengeluh?

Mengeluh, memang wajar dan sangat manusiawi. Tapi bila terlalu banyak mengeluh juga masalah. Segala rupa dikeluhkan. Untuk apa coba? Mengeluh, hanya membuat kita fokus pada hal-hal yang negatif. Mengeluh juga tidak akan membantu menyelesaikan masalah. Lebih baik kita fokus pada solusi dan berusaha untuk mengatasi masalah yang dihadapi, apapun alasannya.

"Pandanglah orang yang berada di bawahmu (dalam masalah harta dan dunia) dan janganlah engkau pandang orang yang berada di atasmu (dalam masalah ini). Dengan demikian, hal itu akan membuatmu tidak meremehkan nikmat Allah". Sebuah pesan sederhana, untuk apa banyak mengeluh? Jangan biarkan rasa iri terhadap orang lain jadi bahan keluhan. Jangan pula segala keadaan yang tidak enak jadi alasan untuk berkeluh kesah. Hingga akhirnya lupa untuk bersyukur, untuk mensyukuri apa yang ada dan dimiliki.

Jangan banyak mengeluh. Begitulah prinsip yang dijunjung tinggi keluarga besar TBM Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor. Datang membaca buku, didampingi relawan. Berkegiatan 6 hari dalam seminggu di taman bacaan, tanpa ada bayaran tanpa pamrih. Mengajar kaum buta huruf, bahkan keliling kampung dengan motor baca keliling hanya untuk sediakan akses bacaan. Semuanya dikerjakan sepenuh hati, tanpa keluhan.

Siapapun di TBM Lentera Pustaka diajarkan untuk lebih bersyukur atas apa yang dimiliki. Lebih fokus pada hal-hal yang positif. Minimal, selama ada di taman bacaan, bisa mengurangi keluhan. Hanya berbuat baik dan menebar manfaat tanpa henti. Membangun kegemaran membaca masyarakat, dengan komitmen dan konsistensi atas nama kemanusiaan. Di TBM Lentera Pustaka, banyak orang belajar. Untuk tidak terlalu banyak mengeluh dan lebih banyak bersyukur atas segala nikmat yang dimiliki. Lebih rileks dan tenang, tidak usah gerabak-gerubuk.

Maka, berhentilah keluh-kesah. Apalagi ngobrol yang isinya meratapi keadaan. Jangan biarkan hari,-hari diisi dengan keluhan. Karena harus diingat, masih banyak hal lain yang patut disyukuri. Untuk apa mengeluh bila hanya menghabiskan energi tanpa mencari solusi. Lebih baik membaca buku dan pergilah ke taman bacaan. Salam literasi #TBMLenteraPustaka #BacaBukanMaen #TamanBacaan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun