Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Asesor Kompetensi Dana Pensiun - Mantan Wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku diantaranya JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Kita Adalah Apa yang Kita Lakukan Berulang Kali

11 September 2024   07:02 Diperbarui: 11 September 2024   07:05 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Mobake TBM Lentera Pustaka

Bila ada orang yang menggergaji kayu, apakah kita menyebutnya sebagai tukang? Tentu tidak, karena baru sekali menggergaji kayu. Bisa jadi dia tidak tahu teknik menggergaji yang benar.

Begitu juga bila kita melihat, seseorang yang menanam satu pohon padi di sawah. Apakah kita akan langsung menyebutnya seorang petani? Pasti tidak, karena hanya sekali menanam. Bisa jadi dia belum tahu tentang bercocok tanam. Petani yang baik pasti tidak menanam hanya satu kali dan selesai. Petani yang mahir adalah orang-orang yang terus-menerus mengolah tanah, menanam, merawat, dan memanen dari tahun ke tahun. Tindakan-tindakan berulang itulah yang membuat mereka disebut petani sejati.

Makin jelas kan. Tidak cukup kita menyebut satu tindakan baik sebagai kebiasaan. Kita disebut tukang ngopi karena ngopi setiap hari dan berulang. Kita disebut pekerja karena tiap hari berangkat pagi pulang sore. Disebut anak sekolah karena setiap hari berangkat pagi, belajar di kelas dan memakai seragam. Maka begitu pula, anak-anak yang membaca. Disebut pembaca aktif karena seminggu 3 kali secara rutin membaca di TBM Lentera Pustaka. Kita disebut driver motor baca keliling, bila secara rutin selalu berkendara motor sediakan akses bacaan ke kampung-kampung.

Kita adalah apa yang kita lakukan berulang kali. Hingga terbentuk karakter kita dari apa yang kita lakukan secara konsisten, bukan dari satu atau dua tindakan. Melakukan tindakan adil satu kali, tentu tidak otomatis menjadi orang yang adil. Tapi bila berulang kali bersikap adil, maka itulah karakternya.

Kita adalah hasil dari kebiasaan kita. Siapapun yang mau jadi orang baik ya harus melatih diri untuk selalu berbuat baik berulang kali, hingga baik itu menjadi kebiasaanya. Karena baik itu aksi bukan narasi.

Apa artinya? Berarti kita harus memilih dengan hati-hati apa yang kita lakukan berulang kali. Karena itulah yang membentuk karakter diri kita. Hari-hari terus berulang dan berganti, tinggal kita mau pakai untuk apa? Yang jelas, harus berulang kali bukan hanya sekali. Biarpun hanya tindakan kecil dengan menyediakan akses bacaan ke anak-anak, asal berulang kali itulah karakter kita.

Karakter adalah hasil dari tindakan kecil yang dilakukan terus-menerus. Buah dari perbuatan kecil yang berulang kali. Maka, kita adalah apa yang kita lakukan berulang kali. Jadi kebiasaan yang bukan hanya berdampak sesaat. Tapi membentuk siapa diri kita di masa depan nantinya.

Bacalah berulang-ulang kali, maka kita bisa jadi pembaca. Uruslah taman bacaan kita berulang kali, maka kita disebut pegiat taman bacaan. Tapi bila kita kerjanya ngobrol setiap hari, maka kita pantas disebut tukang ngobrol. Salam literasi. #TBMLenteraPustaka #KomunitasPenggerakLiterasi #TamanBacaan

Sumber: TBM Lentera Pustaka
Sumber: TBM Lentera Pustaka

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun