Hasil investasi merupakan variabel penting dalam pengelolaan DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan). Istilahnya "setengah nyawa" dari akumulasi dana peserta DPLK yang menjadi manfaat pensiun  tergantung hasil investasinya. Selain besarnya iuran dan lamanya menjadi peserta DPLK. Maka bolehlah dikatakan, hasil pengembangan investasi menjadi aspek penting dalam pengelolaan DPLK. Tanpa hasil investasi yang optimal, iuran DPLK bisa jadi akan segitu-segitu saja.
Bila setuju, hasil investasi memang jadi "setengah nyawa" dari pengelolaan DPLK. Karenanya, investasi menjadi salah satu komponen penting di DPLK. Agar akumulasi dana peserta DPLK sebagai manfaat pensiun bisa berkembang optimal. Agar benar-benar sejahtera di masa pensiun. Karena selain layanan yang terbaik, tentu investasi menjadi variabel yang dipertimbangkan saat memilih DPLK sebagai pengelola dana pensiun pekerja atau pemberi kerja. Â
Dalam buku "Peta Jalan Pengembangan dan Penguatan Dana Pensiun Indonesia 2024-2028" dicantumkan tingkat hasil investasi (Return on Investment) secara agregat dalam 5 tahun terakhir (2019-2023) di DPLK mencapai 5,9% (lihat tabel paling bawah). Memang lebih kecil bila dibandingkan rata-rata industri dana pensiun yang mencapai 7,02% dalam 5 tahun terakhir tersebut. Tapi publik harus tahu pula, bahwa aset kelolaan DPLK dalam 10 tahun terakhir tetap terus tumbuh signifikasn mencapai 13,82% per tahun (2013-2023). Hingga Juni 2024 ini, aset kelolaan DPLK mencapai Rp. 138 trilyun atau tumbuh 9% yoy.
Harus diakui, tingkat investasi merupakan indikator penting kinerja dana pensiun. Semakin besar ROI yang dicapai, maka kinerja investasi DPLK berarti semakin bagus. Â Namun realitasnya, penempatan investasi DPLK cenderung konservatif dan memberikan return yang relatif rendah. Maka ada 2 (dua) tantangan besar industri DPLK terkait investasi, yaitu1) edukasi arahan investasi kepada peserta DPLK yang harus dioptimalkan dan 2) penguatan kompetensi SDM bidang investasi dan infrastruktur untuk mengelola portofolio dan risiko investasi, termasuk penerapan life cycle fund yang sesuai dengan profil risiko dari peserta. Selain itu, tentu kondisi pasar juga ikut menentukan namun sulit dikontrol.
Terkait kompetensi SDM bidang investasi di DPLK, ada yang menyebut kompetensi SDM bidang pengelolaan investasi dinilai kurang memadai. Apalagi secara regulasi terbaru, DPLK dilarang mengalihkan pengelolaan asetnya kepada pihak ketiga. Itu berarti, SDM di DPLK wajib memiliki kemampuan untuk mengelola investasi dengan baik dan kompeten. Agar dapat memastikan pertumbuhan aset kelolaan dan hasil investasi menjadi lebih kompetetif dan berkualitas. Untuk memenuhi kewajiban pembayaran manfaat pensiun kepada peserta bila waktunya tiba. Dengan kata lain, kompetensi teknis pengurus dan pegawai DPLK dalam mengelola portofolio investasi, mengelola risiko investasi, dan memilih instrumen investasi yang tepat menjadi sangat penting. Inilah yang menjadi tantangan terbesar bidang investasi di DPLK.
Selain itu, tantangan lain investasi di DPLK adalah transparansi investasi. Untuk membangun kepercayaan publik, segala kebijakan dan kinerja investasi harus dikomunikasikan kepada peserta dan pemangku kepentingan. Karena saat ini, tidak semua peserta DPLK memahami ke mana iuran DPLK diinvestasikan dan berapa hasil investasinya? Basgaimaana pula menentukan proporsi dari investasi untuk setiap kelas aset, yang memang memiliki ciri khasnya sendiri dengan tingkat risiko dan hasil investasi yang beda pula.
Ke depan, suka tidak suka, tingkat hasil investasi menjadi "cara pandang" khusus peserta atau masyarakat terhadap DPLK. Maka salah satu agenda penting DPLK adalah terus dan terus meningkatkan hasil investasi atas iuran yang ditabungkan peserta di DPLK, di samping menjaga akumulasi dana manfaat pensiun setiap peserta secara lebih kompetitif, paling tidak di atas rata-rata pasar. Salam #YukSiapkanPensiun #EdukasiDPLK #DanaPensiun
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H