Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Hidup Kok Terjebak Rutinitas, Kuncinya di Pola Pikir

20 Agustus 2024   11:01 Diperbarui: 20 Agustus 2024   11:06 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: MindsetMaju.Id

Ada benarnya, nasib kita tergantung pola pikir kita. Bila mau kreatif, tentu ada dinamika dan sesuatu yang baru. Sementara bila tidak kreatif, mau tidak mau, hidup terjebak rutinitas semata. Dari Senin hingga Minggu begitu-begitu saja, yang dilakukan begini-begini saja. Tidak ada lagi tantangan, apalagi harapan. Sudah pasrah dan prinsip hidupnya mengalir apa adanya. 

Seperti ilustrasi di gambar ini, dari Senin mulai siap bekerja, Selasa mengerjakan, Rabu kerjakan yang lain, Kamis melanjutkan kerjaan, Jumat mulai berasa lelah, Sabtu bermain hobby, dan Minggu istirahat siap-siap buat Senin lagi. Siklusnya sudah tetap dan monoton. Tidak ada lagi "sesuatu baru" di dalam hidup, semuanya berjalan sesuai rutinitas yang sudah terprogram.

Kawan saya bilang, "hidup gue kok begitu-begitu aja ya, kerja dari Senin sampai Jumat. Sabtu-Minggu istirahat, gak ada variasi lagi" katanya. Saya sih diam saja, karena memang tidak diminta saran. Sederhana sih, bila senang ya jalani saja. Tapi bila tidak senang, mungkin ada baiknya mencari aktivitas yang menantang. 

Hidup itu bukan karena kebiasaan, mengerjakan begitu-begitu saja setiap hari. Hidup sangat bergantung pada pola pikir kita. Maka harus mulai direvisi cara berpikir kita, seiring dinamika dan perkembangan zaman. Eranya sudah berubah, zamannya sudah tidak  sama lagi. Mau tidak mau, pola pikir harus berubah 

Sejatinya, siapapun hanya punya dua pilihan dalam hidup yaitu: Pertama, kita yang memprogram hidup menjadi lebih baik atau 

Kedua, jika tidak memprogram hidup, maka hidup kita akan diprogram oleh orang lain.

Jadi pilihannya, mau mengendalikan diri sendiri atau dikendalikan orang lain. Semuanya terletak di pola pikir. Bila pola pikirnya mau berubah, mungkin sesuatu yang baru bisa membawa kita ke arah yang lebih baik. Tapi sebaliknya, bila pola pikirnya begitu-begitu saja ya mungkin tidak ada perubahan yang signifikan dalam hidup.

Terus terang, terkadang nasib kita adalah hasil dari pola kebiasaan yang kita jalani. Dan  kebiasaan biasanya lahir dari pola pikir kita sendiri. Apa yang kita pikirkan, akan membentuk perasaan, tindakan, hingga kenyataan nasib kita sendiri. Sebaliknya, bila kita terus melakukan pola hidup yang sama, kita hanya akan mendapatkan hasil yang sama. Terjebak Rutinitas, dari hari ke hari, hanya begini-begini saja. 

Maka untuk menciptakan nasib yang lebih baik, ikhtiar yang berbeda berbeda dari sebelumnya, kita memang harus mengubah pola hidup dan pola pikir. Bikin program baru dalam pikiran kita, tentang visi dan misi kita sendiri. Mau ke mana dan apa tujuannya? Fokus pada kebahagiaan dan ketenangan  atau lainnya? Sibuk hanya sebatas di WA atau omongan, apa ada untungnya? Apalagi setiap hari berkeluh-kesah?

Lebih baik kita bikin tindakan dan kebiasaan positif yang mendukung kesehatan lahir dan batin. Mulai dengan langkah kecil untuk menuju perubahan ke arah hidup yang lebih baik. Tidak hanya menjalani yang sifatnya rutinitas semata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun