Dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) tahun 2024 dan mempersoalkan gaya hidup modern. Mahasiswa Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) meluncurkan buku antologi cerpen Titik Waktu di TBM Lentera Pustaka Bogor (4/5/2024). Dihadiri 60-an anak pembaca aktif usia sekolah, antologi cerpen ini menegaskan pentingnya mengelola waktu, bukan membuang-buang waktu.
Buku antologi cerpen "Titik Waktu" ini merupakan bagian dari proses menulis kreatif yang dialami mahasiswa secara langsung, selama kuliah. Sebagai bukti proses  dalam mempelajari, mencipta, dan menerbitkan karyanya sendiri. Mahasiswa yang diajarkan bahwa belajar sastra harus dimulai dan berakhir dari yang tertulis.Â
Antologi cerpen ini terinpsirasi dari fenomema mengaukanya gaya hidup yang kian tidak produktif. Sebuah buku fiksi cerpen "hasil kuliah menulis kreatif" yang ditulis 80 mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia FBS Universitas Indraprasta PGRI bersama dosen pengampunya.
Hari ini kian banyak orang membeli gaya hidup, bukan menjalani hidup. Hingga terbuai gaya hidup dan menyia-nyiakan waktu. Menjauh dari kesederhanaan, bermimpi tentang kemewahan. Hati-hati, gaya hidup telah menyingkirkan jati diri sesungguhnya. Jadilah diri sendiri, jangan khawatir tentang apa yang orang lain pikirkan tentangmu. Jangan lagi meratapi waktu yang telah berlalu. Tapi gunakanlah untuk membuat perubahan yang lebih baik. Jangan pernah menunda-nunda, karena waktu tidak akan pernah menunggu kita lagi. Titik waktu, siapapun tidak bisa memperpanjangnya. Kita hanya bisa membuatnya berarti.
Cerpen-cerpen yang disajikan dalam buku ini bertemakan gaya hidup. Diterbitkan oleh LovRinz Publishing dengan 281 halaman, Antologi Cukstaw Cerpen Titik Waktu ingin memberi pesan bahwa setiap detik yang dilewati adalah pelajaran berharga bagi siapapun yang menyadarinya.
Menurut Syarifudin Yunus, dosen pengampu Menulis Kreatif Unindra, buku ini menjadi cerminan sikap reflektif terhadap cara pandang anak-anak muda tentang gaya hidup yang berkembang dalam kehidupan. Setelah belajar di kelas, semua mahasiswa diminta untuk menuliskan hikmah gaya hidup yang diketahui atau dialaminya dalam bentuk cerpen sebagai ekspresi dalam konteks pendidikan.
"Antologi cerpen Titik Waktu ini adalah ekspresi mahasiswa terhadap gaya hidup. Sebagai generasi muda mahasiswa harus mampu menyuarakan pentingnya mengelola gaya hidup di tengah dinamika peradaban ke dalam cerita pendek. Gaya hidup jangan sampai membuang-buang waktu," ujar Syarifudin Yunus dalam acara peluncuran hari ini di Bogor.
Cerita dalam antologi ini merupakan kisah fiksi yang reflektif dan motivatif sebagai pesan moral kepada pembaca. Cerpen yang disajikan dengan cara yang berbeda. Bahwa menulis adalah perbuatan, bukan pelajaran. Antologi cerpen ini diharapkan dapat menjadi "obat" untuk mengembalikan rasa, pikir dan perilaku generasi muda untuk bersikap terhadap gaya hidup. #KuliahMenulisKreatif #UnindraKeren #CukstawCerpen
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H