Mungkin, ini kalimat penting. "Kita tidak perlu berdebat untuk sesuatu yang sepele. Perjalanan kita sama-sama singkat."
Kita sering lupa, bahwa perjalanan hidup ini begitu singkat. Lalu, untuk apa membuang tenaga dengan terus mengeluh, merasa tidak puas, bersikap mencari-cari kesalahan orang lain atau bahkan membenci tiada henti. Semua itu hanya membuang-buang waktu kita di perjalanan yang singkat ini.
Kemarin dan di masa lalu, mungkin ada orang lain yang sudah melukai kita, bahkan  bahkan menghancurkan hati? Tidak apa, tetaplah tenang. Karena memamng, perjalanan hidup kita terlalu singkat.
Aa pula orang yang memusuhi atau menebar aib kita? Tenang saja, biarkan. Bahkan bila ada seseorang yang sudah mengejek, merendahkan, menghina atau menipu kita? Jawabnya pun tetaplah tenang. Maafkan saja mereka, karena perjalanan hidup kita sangat singkat.
Mungkin terdengar klise. Tapi ada benarnya, apapun masalah yang dibuat oleh orang lain kepada kita, mari kita selalu ingat bahwa perjalanan hidup kita sangat singkat. Tidak seorang pun yang tahu kapan perjalanan hidupnya akan berakhir.
Tidak ada orang yang tahu kapan dia akan tiba di perhentian terakhir. Kita semua sedang berada di perjalanan hidup yang sangat singkat. Jangan fokus pada hal-hal sepele dan tidak bermanfaat. Mari kita saling berbuat baik dan menebar manfaat. Agar ada bekal yang dibawa pulang saat tiba di "stasiun terakhir" perjalanan kita.Â
Mari kita saling menaruh hormat, saling menghargai. Saling berbuat baik dan saling memaafkan satu dengan yang lain. Jangan hbuang waktu hanya untuk memusuhi, membenci atau menghina orang lain. Tidak ada gunanya, karena perjalanan kita terlalu singkat. Mari kita isi hidup ini dengan rasa syukur, bahagia, dan selalu berbuat baik untuk sesama.
Hidup adalah soal waktu. Hargai waktu yang tersisa, jalani hidup dengan penuh rasa syukur dan kebahagiaan. Tetap selalu berbuat baik. Selalu menolong sesama selagi bisa.Jangan pernah bersikap paling benar, dan berhentilah membicarakan kejelekan orang lain dan mengomel tiada henti.Â
Nikmatilah sisa hidup dan isi setiap detik, menit, jam, dan hari-hari kita dengan kebaikan terutama bersama pasangan, bersama keluarga, anak-anak, saudara, dan handai taulan. Jangan buang waktu dan energi untuk yang tidak penting. Masih banyak pekerjaan baik yang harus dikerjakan.
Semua orang akan tua. Lanjut usia adalah keniscayaan. Tidak ada yang bisa menolak untuk menjadi tua. Kulit segera berubah keriput, rambut kepala menipis dan memutih semua. Tapi tetaplah berbuat baik dan menebar manfaat kepada sesama. Agar tetap memancarkan aura kebaikan, tetap energik dan bijak.
Adalah hikmah puasa. Bila esok menjadi pribadi yang lebih baik. Lebih beriman dan bertakwa. Menjadi pribadi yang 1) berpikir positif, 2) bersikap tenang, 3) punya hati yang damai, 4) apa adanya, 5) tulus dan ikhlas dalam berbuat, 6) selalu berbagi, dan 7) mau menghargai apapun. Agar pikiran dan hati bisa lebih bersih dari segala "energy negative".
Jangan fokus pada hal-hal sepele yang bikin tidak sehat. Jangan simpan kebencian, dendam, kepahitan dan kejelekan orang lain. Lihatlah kebaikan, lupakan kesalahan. Tetaplah menjadi orang baik sampai akhir hidup.
Maka bila saya salah dan pernah menyakiti, tolong dimaafkan. Insya Allah, saya pun sudah memaafkan siapapun yang berbuat salah. Karena perjalanan hidup kita terlalu singkat. Salam literasi #NgabubuRead #TamanBacaan #TBMLenteraPustaka
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H