Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Asesor Kompetensi Dana Pensiun - Mantan Wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku diantaranya JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hidup Itu Kita yang Jalanin, Orang Lain yang Komentarin

23 Februari 2024   07:05 Diperbarui: 23 Februari 2024   07:38 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: TBM Lentera Pustaka

Salah satu Pelajaran penting literasi adalah jangan terlalu sibuk mikirin apa yang dikatakan orang lain. Karena sebaik apapun kita pasti akan ada orang yang tidak akan menyukai. Sudah pasti ada orang yang menatap dengan rasa iri dan benci. Tetaplah hidup dengan berbuat baik dan menebar manfaat bila sudah jadi pilihan kita. Sambil tetap sabar dan introspeksi diri. Begitulah hidup,  Tuhan yang nentuin kita yang jalani, dan orang lain yang komentarin. Setuju nggak?

Apapun, jalani dengan sabar. Dianggap rendah ya sabar, dituduh yang jelek ya sabar, bahkan diprasangka buruk pun cukup diam. Jalani saja apa yang harus dijalani. Jangan berbalik arah meski orang lain kadang membuat kita ragu untuk melangkah. Tetap bersyukur saja atas anugerah yang ada. Bila sudah berbuat baik dan menebar manfaat masih dikomentarin buruk oleh orang lain, tidak apa-apa. The show must go on!

Seperti berkiprah di taman bacaan, bisa jadi orang lain punya prasangka buruk. Lalu berkomentar yang jelek bahkan penuh prasangka. Kegiatannya membaca buku, mnengajar kaum buta aksara, mengajar calistung anak-anak kelas prasekolah, hingga menjalankan motor baca keliling ke kampung-kampung. Tapi masih ada orang lain yang menganggap riya atau pamer. Sehingga berkomentar buruk ya biarkan saja. Mungkin karena iri atau benci. Lagi pula, kita tidak pernah tahu isi hati orang lain, yang tahu hanya Allah SWT.

Jangan terlalu sibuk mikirin apa yang dikatakan orang lain. Karena hidup Tuhan yang nentuin, kita yang jalani, dan orang lain yang komentarin. Kewajiban kita selagi masih di bumi ya hanya berbuat baik dan menebar manfaat. Ikhtiar kita hanya berprasangka baik, melihat segala sesuatunya pasti baik untuk kita, apapun itu. Sambil tetap bersedia untuk memperbaiki diri. Jadi, jangan terburu-buru menilai buruk sesuatu yang kita tidak tahu sebenernya.

Akhlak Rasulullah SAW itu jika mau menegur seseorang secara langsung justru dilakukan di belakang orang lain, bukan di depan orang lain. Agar orang itu tidak malu dan tidak tersinggung. Karena berkomentar yang belum tentu benar, berarti kita sudah memfitnah. Dan pasti akan menggugurkan amalan-amalan kita. Salam literasi #BacaBukanMaen #TamanBacaan #TBMLenteraPustaka

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun