Ada benarnya, berbagi kebaikan memang tidak harus selalu dengan kelimpahan materi atau uang. Bisa dengan menghadirkan senyum, canda, dan rasa bangga kepada mereka yang sedang susah atau sedih. Di manapun dan kapanpun, semangat berbagi kebaikan pasti bisa diwujudkan.
Berbuat baik, menjadi baik atau jadilah yang terbaik mungkin terdengar klise. Tapi baik itu anjuran dan sumber kebahagiaan sejati. Siapapun yang terbiasa berbuat baik pasti lebih tenang dan nyaman. Sementara siapapun yang berkutat dengan keburukan (apalagi kejahatan) pasti selalu gundah dan gelisah. Seakan dikejar-kejar rasa bersalah dan itu semua hanya bisa dirasakan si orangnya. Karena orang lain kan hanya tahu "kulitnya" bukan "isinya".
Sejatinya, tidak ada orang bahagia tanpa mau berbagi kebaikan. Entah untuk keluarga, teman, atau masyarakat sekitar. Karena baik adalah akhlak dan mentalitas, bukan omongan apalagi hanya pikiran. Siapapun yang mau dan berani berbagi kebaikan hari ini pastinya itu adalah manifestasi dari kebaikan yang dirintis di masa lalu.
Maka tidak menutup kemungkinan pula kebaikan-kebaikan yang dilakukan di masa sekarang kelak akan berbuah kebaikan di masa depan. Siapa yang menabur kebaikan pasti akan menuai kebaikan pula. Masih belum percaya?
Berbekal spirit kebaikan itu pula, pegiat literasi di Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor berkiprah di taman bacaan. Hanya dengan memfasilitasi tempat membaca anak-anak, membimbing dan memotivasi membaca buku, mengajar kaum buta huruf, mengajar calistung anak-anak kelas prasekolah, hingga menjalankan aktivitas motor baca keliling. Semuanya diniatkan dari dan untuk kebaikan, untuk menebar manfaat kepada sesama melalui literasi dan buku bacaan. Karena berbuat baik tidak harus uang atau materi. Tapi cukup dengan menyediakan akses bacaan kepada anak-anak yang selama ini tidak punya tempat membaca. Itulah alasan sederhana, kenapa saya memilih berbuat baik di taman bacaan.
Kata orang bijak, jangan pernah merobohkan pagar tanpa mengetahui mengapa didirikan. Maka jangan pernah pula mengabaikan tuntunan kebaikan tanpa mengetahui keburukan yang kemudian bisa dialami. Maka obatnya menghindari keburukan adalah sebanyak-banyaknya berbuat baik. Jangan pernah menyerah berbuat baik di manapun. Jangan pernah peduli pula atas komentar jiwa-jiwa kecil yang iri dengan kebaikan hidup yang raih.
Ketahuilah, wangi bunga itu menyebar hanya mengikuti arah angin. Tapi, kebaikan seseorang menyebar ke semua arah. Maka teruslah berbuat baik dan tebarkan manfaat  sekalipun hanya di taman bacaan. Sambil tetap sabar, syukur, dan berprasangka baik kepada Allah SWT. Bahwa segala kebaikan yang dikakukan pasti ada balasan-Nya.
Siapapun boleh pintar setinggi langit, boleh punya pergaulan hebat. Bahkan boleh bermimpi seindah yang diharapkan. Tapi tanpa kebaikan, semuanya akan sia-sia. Sungguh ajaran paling sederhana itu adalah kebaikan. Salam literasi #BacaBukanMaen #TamanBacaan #TBMLenteraPustaka
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H