Dalam suasana akrab dan sambil menikmati perjalanan dengan kereta cepat Whoosh, Asosasi DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan) menggelar Outlook DPLK 2024 di Bandung (18-19 Januari 2024) yang diikuti 45 peserta dari 16 DPLK di Indonesia. M elalui kegiatan ini, industri DPLK diharapkan memiliki kesamaan pandangan dalam memajukann bisnis DPLK di tengah tantangan dana pensiun dan ketenagakerjaan yang sangat kompetitif. Sekaligus antisipasi apa yang akan terjadi ke depan, di samping menyamakan gerak langkah mengembangkan DPLK sesuai kebutuhan masyarakat Indonesia.
Bertajuk "Unboxing Whoosh", DPLK Outlook 2024 dibuka oleh Tondy Suradiredja (Ketua Umum Asosiasi DPLK) dan dihadiri pengurus yang akan memaparkan program kerja tahun 2024 di hadapan anggotanya. Bertindak sebagai tuan rumah DPLK BJB yang memfasilitasi rangkaian acara Outlook DPLK. Ikut hadir dalam kegiatan ini Steven Tanner dan AT Sitorus (Penagwas Asosiasi DPLK), Syarifudin Yunus (Direktur Eksekutif), Endhy Maryantono (Kabid Hukum dan Kepatuhan), Yoppy Indradi (Kabid Pengembangan SDM), Lucy Tanuhardja (Bendahara), Herfinia (Pengurus DPLK BJB), Ade Irti (Sekretaris) dan tim Literasi dan Pengembangan serta Hubungan Pemerintah Asosiasi DPLK.
"Outlook DPLK 2024 ini kali pertama digelar. Harapannya Asosiasi DPLK dapat memaparkan program kerja setahun yang akan dideklarasikan saat Rakernas nanti, di samping menyamakan pandangan pelaku DPLK atas peluang dan tangan yang dihadapi ke depan. Tujuannya, agar industri DPLK tetap tumbuh dan menyesuaikan dengan dinamika dana pensiun yang terjadi di Masyarakat" ujar Tondy Suradiredja, Ketua Umum Asosiasi DPLK dalam keterangannya.
Selain untuk memperkuat konsolidasi anggota Asosiasi DPLK, Outlook DPLK 2024 juga akan membahas isu-isu penting seperti 1) rencana Harmonisasi Program Pensiun, 2) upaya mengoptimalkan edukasi dan literasi dana pensiun, 3) implementasi POJK 27/2023 tentang Penyelengaraan Usaha Dana Pensiun, dan 4) regulasi yang rilis tahun 2024 seperti kelembagaan dana pensiun, pengembangan SDM sektor jasa keuangan, dan roadmap dana pensiun Indonesia 2024-2029. Untuk itu, Asosiasi DPLK memandang perlu untuk menyamakan persepsi dan gerak langkah pelaku DPLK untuk memajukan bisnis DPLK di Indonesia.
Patut diketahui, hingga Desember 2023, industri DPLK diperkirakan mengelola aset lebih dari Rp. 132 trilyun atau meningkat 8% dibandingkan tahun sebelumnya. Maka untuk mencapai pertumbuhan yang signifikasi di tahun 2024 sangat diperlukan "terobosan baru" dalam edukasi dan literasi DPLK, digitalisasi DPLK, dan menyiapkan kemudahan akses membeli DPLK bagi publik. Nantinya, poin-poin penting Outlook DPLK 2024 akan disajikan dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Asosiasi DPLK dan OJK Â pada 22-24 Februari 2024 di Danau Toba. Salam #YukSiapkanPensiun #AsosiasiDPLK #DanaPensiun
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H