Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Asesor Kompetensi Dana Pensiun - Mantan Wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku diantaranya JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Namanya Manusia, Gampang Banget Kurang Bersyukur

17 Januari 2024   09:15 Diperbarui: 17 Januari 2024   09:24 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Namanya manusia pasti tidak terlepas dari masalah. Apapun masalahnya, tergantung cara menyikapinya. Karena memang, hidup itu isinya hanya dua hal yang datang silih berganti; kesenangan dan kesusahan. Tapi yang pasti, tidak ada orang yang selamanya senang atau susah terus menerus. Itu pasti!

Lalu, kawan saya cerita. Katanya sudah rajin shalat berjamaah. Selalu mengaji tapi hidup tetap pas-pasan. Bahkan sering cari pinjaman. Sedangkan tetangganya yang tidak pernah shalat. Selalu kecukupan, bahkan mobilnya ganti-ganti terus. Kok bisa membandingkan diri sendiri?

Ada lagi yang rajin zikir pagi-petang. Getol puasa dan ibadah sunnah lainnya. Tapi karier tetap tidak ada kemajuan. Bahkan sudah 5 tahun tetap jadi tenaga honorer. Sedangkan teman yang tidak rajin mengaji, jarang puasa bahkan jauh dari ketaatan.
Kariernya mapan, bahkan gampang naik jabatan. Kok bisa membandingkan lagi?

Itulah, kita ini kurang bersyukur. Kerjanya membandingkan diri dengan orang lain. Maunya semua yang diminta dikabulkan. Maunya yang dipikir harus tercapai. Terlalu egois dan gampang banget menyalahkan. Tidak bersyukur dan buta nikmat atas apa yang dimiliki.

Kita sering lupa. Coba tengok badan kita yang masih sehat. Masih enak makan apapun lauknya, enak tidur apapun kasurnya. Hidup masih aman, tidak ada perang. Masih bisa cari ilmu, membaca buku. Masih sehat jasmani dan rohani. Masih bisa ibadah dengan lancar. Bukankah itu semua nikmat yang patut disyukuri? Lalu kenapa kita hanya fokus pada nikmat dunia dan materi semata?
Cuma cerita saja nih. Saya dan para relawan yang berkiprah di Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak sih bersyukur banget. Masih bisa menebar manfaat kepada sesama. Membimbing anak-anak yang membaca buku, bermain bersama, mengajar calistung anak kelas prasekolah, mengajar baca-tulis kaum buta aksara, hingga menjalankan motor baca keliling kampung walau sering mendung dan hujan. Bersyukur punya tempat untuk bersosial dan mengabdikan diri kepada orang banyak di taman bacaan. Akhirnya sadar betul. Apapun kondisi kita ternyata masih banyak orang yang membutuhkan kepedulian dan uluran tangan kita. Alhamdulillah dan bersyukur banget ada di taman bacaan.

Maka renungkanlah. Jangan mudah berkeluh kesah apalagi menyerah. Teruslah perbaiki niat, baguskan ikhtiar da. Perbanyak doa. Dan lihat nikmat-nikmat yang telah Allah SWT berikan, pasti banyak banget. Sangat pantas untuk disyukuri daripada mengeluhkan yang belum dimiliki.

Jadi tetaplah bersyukur dalam segala keadaan. Apapun alasannya. Berhentilah membanding-bandingkan diri sendiri dengan orang lain. Semua sudah ada jalannya, semuanya pun sudah pantas untuk kita.

Barang siapa yang tidak mensyukuri yang sedikit, maka ia tidak akan mampu mensyukuri sesuatu yang banyak." (HR. Ahmad). Jadilah literat #BacaBukanMaen #TamanBacaan #TBMLenteraPustaka

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun