Mungkin ini pandangan yang agak berbeda. Bahwa masalah, terkadang tidak harus diselesaikan. Tidak punya uang, dibenci orang, malas membaca, atau hujan di pagi hari bisa jadi dianggap masalah. Dan mungkin tidak semua masalah itu harus diselesaikan. Selain punya keterbatasan, setiap orang pun pasti tidak mampu menyelesaikan semua masalah, apalagi sendirian. Bila hujan di pagi hari di anggap masalah, toh nanti akan selesai sendiri.
Setiap orang pasti punya masalah. Maka, tidak semua masalah harus diceritakan. Karena terkadang, masalah itu pun memang tidak perlu diselesaikan. Hadapi dan nikamti saja masalahnya. Karena seiring berjalannya waktu, masalah itu akan pudar dan menghilang dengan sendirinya. Contohnya, bila dibenci orang ya biarkan saja. Toh, nanti akan hilang dengan sendirinya. Apa ada orang sepanjang hidupnya hanya membenci?
Ada juga masalah yang unik. Sekalipun dicarikan ribuan cara untuk selesai dan tenaga dikerahkan. Tapi ujungnya, masalah itu tidak akan pernah selesai. Karena masalah itu sudah bersifat sistemik dan kultural. Contohnya di Indonesia, selalu saja ada masalah di sekolah apapun bentuknya, Karena memang sistem pendidikannya memang begitu. Mau link and match, mau merdeka belajar pasti selalu ada masalah.
Jadi penting punya sikap. Bahwa tidak semua masalah harus diselesaikan. Apalagi harus sekarang kelar masalahnya, sama sekali tidak perlu. Karena waktu pun bagian dari solusi. Waktu juga bisa jadi jalan keluar. Agar kita mau lebih bersadar, tetap ikhtiar, dan berdoa yang banyak. Hingga waktu dan saat yang tepat akan menyelesaikan semuanya. Dan yang paling penting, tetap bertawakal. Bahwa Allah SWT maha berkuasa atas segala sesuatu. Tetap ikhtiar yang baik dan berdoa. Jangan terlalu asyik dengan urusan dunia semata.
Tiap masalah memang tidak harus diselesaikan. Ada kalanya waktu yang akan menuntaskan. Seperti yang terjadi di Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor. Dulu masalahnya, anak-anak yang membaca hanya sedikit, cuma 14 anak. Tapi kini sudah mencapai 140 anak dari 4 desa. Saat didirikan koleksinya hanya 600 buku, kini sudah lebih dari 12.000 buku bacaan. Dulu tidak punya relawan, kini ada 12 relawan yang mengabdi. Jujus saja, masalah-masalah itu selesai kok dengan sendirinya di TBM Lentera Pustaka. Asal tetap komitmen dan konsisten berkegiatan di taman bacaan. Plus, doa yang banyak. Insya Allah, seiring berjalannya waktu akhirnya selesai sendiri masalahnya.
Di mana pun dan soal apapun, ada masalah yang tidak harus diselesaikan. Cukup ikhtiar dan sabar menanti waktu. Bahwa Allah SWT pada akhirnya akan memberikan solusi dan apa yang kita inginkan pada waktu yang tepat. Sekeras apapun kita berjuang atau berdoa, akibat kita tidak siap maka Allah SWT harus menunda untuk memberikannya. Di situlah ahkikat, Allah sangat tahu apa yang terbaik untuk kita. Kapan akan diberikan untuk kita? Jawabnya, jika waktunya pas. Â Ituah yang disebut teori waktu, apapun akan kelar dengan sendirinya. Asal percaya ada campur tangan Allah SWT dalam hidup setiap hamba-Nya.
Maka yakinlah, tidak semua masalah harus diselesaikan. Tida kapa-apa apa yang kita inginkan tidak buru-burtu didapatkan. Karena ada "hak" waktu untuk memberikannya. Apa dan kapan yang terbaik akan terjadi, itu hanya soal waktu. Suatu kali, kita memang harus bersabar dengan apa yang tidak disukai atau dibenci. Asal tetap teguh ketika rapuh, tetap rendah hati di saat yang lain angkuh, Dan teruslah melangkah di saat yang lain menyerah. Karena literat itu, tidak semua masalah harus diselesaikan sekarang. Salam literasi #BacaBukanMaen #TamanBacaan #TBMLenteraPustaka
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H