Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 49 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Lagi Kerja Nggak Cukup Begitu Pensiun pun Susah, Apa yang Dilakukan Pekerja Kantoran?

4 Januari 2024   07:16 Diperbarui: 4 Januari 2024   07:50 3557
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: TribunNews.com

Hai workers, selamat bekerja ya. Tetap semangat dan semoga rezekinya lancar di tahun ini. Tapi jangan lupa untuk menyisihkan sebagian rezeki atau gaji untuk hari tua, untuk masa pensiun. Apapun alasannya, penting mempersiapkan hari tua kita sendiri. Karena kalau bukan kita, mau siapa lagi?

Masih ingat nggak kisahnya? Saat anak minta uang jajan tapi kita nggak punya uang. Saat susah, pengen mengajak anak-istri makan di resto yang enak saja tidak mampu. Karena nggak punya uang. Masih ingat kan masa-masa susah? Mau membantu biaya adik kuliah malah nggak kesampean. Belum lagi saat ibu sakit dan butuh biaya besar, kita pun belum punya uang. Ke sana ke sini pengen pinjam uang tapi nggak ada yang bisa bantu. Sedih ya, mungkin sampai pengen menangis.

Alhamdulillah ya, masa-masa susah itu kini sudah berlalu. Pelan-pelan kondisi ekonomi membaik, kerja mulai stabil. Pemasukan dan pengeluaran, akhirnya mulai terkendali. Sudah mulai punya pos budget masing-masing, untuk kebutuhan pokok, biaya sekolah anak, membayar utang, hingga rekreasi. Tapi sekali lagi, jangan lupa sisihkan Tabungan sedikit untuk masa pensiun. Mumpung lagi bisa dan ada kelonggaran rezeki. Karena kita kan nggak pernah tahu, keadaan kantor di masa mendatang.

Intinya, mulailah siapkan dana pensiun sejak dini. Mulai menabung dan menyisihkan sebagian gaji untuk hari tua atau mmasa pensiun. Jangan mengandalkan JHT BPJS, karena sama sekali tidak cukup untuk hidup nyaman di hari tua. Mumpung masih bekerja dan punya gaji, harus berani sisihkan untuk dana pensiun. Berapa pun besarnya, 100 ribu 300 ribu atau berapalah. Asal untuk hari tua, untuk masa pensiun saat nggak punya gaji lagi nanti. Jangan sampai, kondisi susah seperti dulu terulang lagi di hari tua. Mulailah siapkan masa pensiun agar tetap berdaya. Agar nggak bergantung kepada anak atau orang lain di masa pensiun.

Workers harus tahu. Bahwa saat ini 7 dari 10 pensiunan di Indonesia mengalami masalah keuangan di masa pensiun. Mengalami kesulitan finansial di hari tua, bila nggga mau dibilang "jaruh miskin di hari tua". Maka suka tidak suka, masa pensiun wajib dipersiapkan. Kerja puluhan tahun, jangan sampai hanya bisa untuk memenuhi kebutuhan hidup semata. Tanpa ada yang bisa ditabung untuk masa pensiun. Kira-kira begitu.

Bila mau dicermati, kenapa ada pekerja atau karyawan yang Berjaya di masa bekerja, Tapi merana di hari tua. Akhirnya menyesal di hari tua karena tidak mempersiapkan masa pensiunnya sendiri. Dari berbagai kisah yang ada, setidaknya ada 5 (lima) sebab pelerja menyesal di hari tua di masa pensiunnya karena:

1. Nggak punya tabungan untuk hari tua sama sekali saat masih bekerja.

2. Terlilit utang yang nggak berujung alias masih bayar cicilan hingga pensiun

3. Terlalu konsumtif dan bergaya hidup saat masih bekerja

4. Nggak pernah ikut dana pensiun selagi aktif bekerja

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun