Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Literasi Kubur di Akhir Tahun, Apa Hikmahnya?

30 Desember 2023   08:42 Diperbarui: 30 Desember 2023   08:47 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kemarin Jumat (29/12/2023), saya ziarah ke kubur Ibu-Bapak saya (Alm. Ambo Lotang Yunus dan Almh Taty Raenawaty) yang satu lubang. Di tempat yang sama, ada kubur kakek-nenek (paman-tante Bapak saya) juga di satu lubang. Semuanya di TPU Munjul Cibubur Jaktim. Sedangkan kubur kakek-nenek saya dari Bapak saya ada di Desa Limapoccoe Cenrana Maros Sulsel. Dan kakek nenek saya dari Ibu, kuburnya ada di TPU Sunan Giri Rawamangun Jaktim. Semua kubur orang-orang yang terhormat iini mengingatkan saya, bahwa hidup itu hanya sebuah perjalanan. Manusia pada akhirnya, bukan soal keadaan gimana berawal. Tapi akan seperti apa berakhir?

Kata Imam Ghazali, dalam buku Mizan Al Amal, ternyata dijelaskan beberapa alasan kenapa manusia takut mati? Karena ia ingin bersenang-senang dan menikmati hidup lebih lama. Takut pada dosa-dosa yang diperbuatnya. Takut keadaan matinya seperti apa? Simpulannya, terlalu cinta pada dunia. Tapi di saat yang sama lupa. Bahwa dunia itu jalan bukan tujuan. Jalan untuk berbuat baik, menebar manfaat. Dunia sebagai ladang amal untuk menuju kematian.

Maka saat ziarah kubur. Siapapun bukan hanya disuruh ingat mati. Tapi diminta untuk memperbanyak bekal akhirat. Mau bawa apa menuju kematian? Maka jangan terlalu menyibukkan diri dengan urusan dunia. Apalagi bertindak jahat dan terlalu sering mengerjakan sesuatu yang sia-sia.

Literasi kubur di akhir tahun hanya berpesan. Jadikan akhirat di hati, dunia di tangan, dan kematian di pelupuk mata. Kerjakan perintah yang wajib, perbanyaklah amal ibadah dan sedekah. Karena mati tidak harus sakit, tidak harus tua. Datangnya bisa tiba-tiba tanpa pernah bisa diduga.

Sungguh, tidak ada yang pasti di dunia ini. Yang pasti hanyalah kematian. Masalahnya, sudah siap atau belum? Salam literasi #BacaBukanMaen #TamanBacaan #TBMLenteraPustaka

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun