Kita pasti sepakat. Di dunia ini tidak ada manusia yang sempurna. Itu berarti, siapapun pasti punya kesalahan, baik disengaja maupun tidak disengaja. Karena tidak ada satupun manusia yang sempurna. Tapi yang terpenting, ketika kita berbuat salah maka harus mengakui dan meminta maaf. Maka di saat yang sama, saat orang lain berbuat salah pun kita harus dapat memaafkann orang lain. Jadi, meminta atau memberi maaf itu soal jiwa besar. Bukan soal benar atau salah.
Semua salah itu pasti masa lalu. Karena tidak ada orang berniat berbuat salah untuk masa datang. Sungguh, tidak ada kesuksesan yang diraih dari hati yang penuh luka dan masih berkutat dengan masa lalu. Tidak ada pula kesuksesan diraih dari hati yang galau dan dipenuhi kebencian. Sudah pasti, tidak ada sukses yang diraih dari hati yang tidak bersangka baik.
Bersedih boleh, kesal juga boleh. Benci boleh, marah pun boleh. Karena emosi itu normal. Sangat manusia dan pasti terjadi pada siapapun. Tapi yang tidak boleh adalah sedih atau benci berkepanjangan lalu sulit memaafkan. Jangan sampai susah mengakui kesalahan dan sulit meminta atau memberi maaf. Jadi, cukup perbaiki diri. Untuk selalu mau berubah dan memaafkan orang lain. Apapun alasannya. Agar lebih rileks dan tidak lagi jadi beban untuk masa datang.
Maka, maafkanlah siapapun yang pernah menyakiti dan mendzolimi kita di masa lalu. Lupakan saja perbuatan buruk orang lain. Biarkan saja waktu yang membuktikan. Karena Allah tidak tidur. Allah yang maha tahu, mana yang baik dan tidak baik. Kata Allah bukan kata mulut manusia. Hanya Allah yang tahu mana yang terbaik untuk hamba-Nya.
Cukup maafkan saja siapapun. Tanpa perlu mengingatnya lagi. Agar Allah pun mau memaafkan kita. Lebih baik introspeksi diri, muhasabah. Sambil memperbanyak istighfar dan perbanyak dzikir. Kerjakan yang baik dan bermanfaat. Jangan membuang waktu untuk sebuah kebencian atau kemarahan, sekecil apapun.
Meminta atau memberi maaf sama pentingnya. Tapi terkadang meminta maaf atas kesalahan yang terjadi di masa lalu, cukup dengan melakukan sesuatu yang baik dan benar di masa depan. Selebihnya cukup diam atau mengalah karena itu lebih baik daripada menjelaskan segalanya kepada orang yang salah.
Ketahuilah, memaafkan kadang bukan untuk melupakan. Tapi untuk menyehatkan hati dan melepaskan sakit jiwa. Maka maafkanlah karena Allah pun Maha Pemaaf. Salam literasi! #BacaBukanMaen #TamanBacaan #TBMLenteraPustaka
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H