Bila ditanya, pasti semua orang ingin jadi orang cerdas. Tapi sayangnya, tidak semua orang bisa bersikap dan berperilaku cerdas. Pengencerdas tapi segala sesuatunya dilihat dari untung rugi. Bila ada untungnya, maka dikerjakan. Bila tidak ada untungnya ya cuek atau apatis saja. Kadang kita lupa, cerdas itu bukan material tapi moral.
Cerdas itu ikhtiar, baik akal pikiran maupun budi pekerti. Cerdas untuk memahami realitas, cerdan untuk berpikir dan tahu mana yang manfaat dan mana yang tidak bermanfaat. Jadi cerdas, tidak ada hubugannya dengan rajin berceloteh di grup WA atau di media sosial. Karena cerdas itu nilai-nilai moral, bukan ocehan-ocehan parsial. Cerdas tidak cukup hanya kata-kata. Tapi cerdas harus dibarengi sikap dan perbuatan.
Membangun sikap cerdas. Itulah prinsip yang diusung Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor. Selain aktivitas membaca buku secara rutin, sikap cerdas dibangun melalui kepedulian kepada sesama. Mau berbuat baik dan menebar manfaat di taman bacaan. Menemani anak-anak yang membaca, memotivasi dan menghibur sambil tetap dekat dengan buku. Di taman bacaan, cerdas bukan hanya narasi. Tapi sikap dan perbuatan yang harus dijunjung tinggi.
Berdasar pengalamann nyata di taman bacaan, TBM Lentera Pustaka pun meyakini ada 5 (lima) ciri sikap orang cerdas di taman bacaan, yaitu:
1. Lebih baik diam untuk menghindari konflik daripada berdebat sekalipun dengan orang bodoh, karena diam menjadikan lebih produktif.
2. Tidak masalah tidak banyak teman, karena memang teman harus dipilih secara selektif. Berteman sebatas yang bermanfaat.
3. Tidak peduli dengan omongan orang lain, karena hanya fokus pada tujuan bukan pada omongan orang lain.
4. Tidak perlu mengklarifikasi omongan negatif orang lain, karena orang cerdas selalu berpikir positif.
5. Sangat menjunjung tinggi privasi orang lain, tidak pernah mau ikut campur urusan orang lain. Apalagi menebarkan keburukan orang lain.
Ciri-ciri orang cerdas di taman bacaan, oitulah sejatinya yang menjadi modal penting untuk membangun manusia literat. Manusia yang memahami realitas sambil tetap berbuat untuk yang baik dan bermanfaat. Sekalipun dihadapkan pada tantangan dan rintangan.
Cerdas di taman bacaan, orientasinya adalah menyelesaika masalah. Bukan mempermasalahkan masalah. Cerdas di taman bacaan hanya fokus pada tujuan, bukan pada omongan orang lain. Bahwa kelemahan adalah cara untuk belajar mencapi kekuatan. Maka di taman bacaan, cerdas itu perjuangan. Sesuatu yang diperjuangkan dari waktu ke waktu, Sikap dan perbuatan untuk memberdayakan ke arah yang lebih baik.
Nah sayangnya, kenapa masih ada orang mengaku cerdas tanpa mau ke taman bacaan? Salam literasi #TamanBacaan #BacaBukanMaen #TBMLenteraPustaka
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H