Kita adalah Apa yang Dipikirkan dan Dikerjakan
Kita itu adalah apa yang dipikirkan dan dikerjakan. Mungkin terdengar klise. Tapi begitulah adanya. Saat kita berpikir susah, maka susahlah yang dialami. Saat berpikir gampang, maka akan gampang segalanya. Sangat benar adanya, apa yang dipikirkan dan dikerjakan pasti akan membentuk sikap dan karakter kita. Untuk mencapai tujuan kita sendiri, bukan tujuan orang lain.
Maka di mana pun, kita harus hati-hati dengan pikiran dan tindakan. Jika kita berpikir positif, maka tindakan kita pun cenderung positif. Jadi, lebih mudah mencapai tujuan, meraih kesuksesan. Tapi sebaliknya, bila pikiran kita negatif maka tindakan kita pun jadi negatif. Betapa hebatnya, pengaruh pikiran dan tindakan pada seseorang dan organisasi. Semuanya terserah kita, mau optimis atau pesimis?
Hari gini, penting banget untuk selalu menjaga pikiran dan bertindak ke arah yang positif. Agar kita selalu termotivasi untuk melakukan hal-hal baik. Untuk tetap semangat menebar manfaat kepada sesama. Sibuk untuk hal-hal yang bermanfaat. Daripada selalu mengeluhkan pagi yang hujan, siang yang panas. Apalagi berkeluh-kesah ke teman-teman, bergosip dan bergibah tiada henti. Hanya berceloteh jelek di grup WA dan media sosial. Untuk apa? Percayalah, tidak ada masalah atau tantangan seberat apapun yang bisa diselesaikan. Tanpa dilandasi pikiran dan tindakan yang baik.
You are what you think. Kita adalah apa yang kita pikirkan. Maka akan begitulah yang dikerjakan. Saat bekerja dianggap susah, saat berjuang dianggap sia-sia. Maka susah dan sia-sialah yang dialami. Maka, apa yang dipikirkan akan begitu pula yang dikerjakan. Ini soal mindset, soal cara pandang yang ada pada setiap kita di pagi hari.
Barang siapa mengeluh, maka keluhan itu akan menjadi miliknya. Jika kita berpikir bisa, maka kita akan bisa. Jika kita berpikir gagal, maka kita akan gagal. Jika kita berpikir sehat, maka kita akan sehat. Sebaliknya jika kita berpikir sakit, maka kita akan sakit. Jika kita berpikir bahagia, maka pasti bahagia. Dan jika berpikir picik, maka kita pasti akan picik. Itulah hukum tarik-menarik, the law of attraction yang berlaku di alam semesta.
Apa yang dipikirkan, itulah yang akan dikerjakan. Maka jaga selalu berpikir positif. Jangan biarkan pikiran negatif membelenggu otak dan kehidupan kita. Jaga selalu sikap optimis di mana pun. Jangan bergaul dengan orang-orang yang pesimis dalam memandang hidup. Jangan bergaul dengan orang-orang yang kerjanya hanya membenci atau menjelek-jelekkan orang lain. Orang lain bukan urusan kita. Lebih baik kita urus diri sendiri. Tetap bersemangat untuk menjadikan diri lebih baik dan lebih baik. Karena tugas kita hanya dua, yaitu 1) ikhtiar yang optimal dan 2) berdoa yang baik. Selebihnya, biarkan Allah SWT yang bekerja untuk kita.
Jangan buang waktu yang hal-hal tidak bermanfaat. Pikirkan yang baik-baik, berkata yang baik, dan bertindaklah yang baik-baik. Semuanya butuh komitmen dan konsistensi. Karena apapun yang terjadi, kita hanya butuh tindakan yang mendukung ke arah tujuan kita. Sekalipun ada banyak rintangan atau tantangan. Maka, jaga pikiran dan tindakan yang baik dan positif.
Dan apapun, fokuslah pada tujuan kita. Jangan fokus pada omongan orang lain. Karena orang lain bukan apa-apa dan bukan siap-siap kita. Itulah prinsip literasi yang saya pelajari dari Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor. Salam literasi #BacaBukanMaen #TBMLenteraPustaka #PegiatLiterasi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H