Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Asesor Kompetensi Dana Pensiun - Mantan Wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku diantaranya JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Karena Membaca Tidak Akan Pernah Berakhir, Apa Artinya?

28 Oktober 2023   08:18 Diperbarui: 28 Oktober 2023   08:26 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perjalanan membaca buku memang tidak akan berjalan mulus. Selalu ada godaan waktu dan gangguan situasi. Tapi membaca buku pasti tidak akan pernah berakhir. Hanya komitmen dan konsistensi berliterasi yang jadi kata kunci proses membaca. Apapun alasannya, membaca pasti tidak akan pernah berakhir. Hingga akhir hayat.

Membaca, tentu boleh atas sebab apapun, Hanya untuk mengisi waktu. Atau hanya ingin tahu isi buku. Ada pula yang ingin menambah wawasan atau pengetahuan. Bahkan membaca karena kesal pada seseorang pun tidak masalah. Asal tetap membaca dan memegang buku. Karena membaca adalah perbuatan, bukan pelajaran. Membaca di mana pun praktik, bukan teori.   

Mungkin ada yang belum tahu. Membaca sama sekali tidak butuh latar belakang pendidikan. Apalagi status sosial, pangkat dan jabatan. Karena siapapun saat membaca, tidak akan pernah ditanya kerjanya apa? Selain mau dan berani membaca, tidak ada aturan yang mengikat dalam membaca buku. Bisa kok membaca karena ingin menambah teman, atau mengeksplor hal-hal baru. Membaca juga boleh untuk menjauh dari aktivitas yang sia-sia atau tidak bermanfaat.

Maka jangan persoalkan orang-orang yang membaca. Jangan gubris taman bacaan atau literasi. Bila Anda tergolong orang-orang yang tidak mau membaca. Tidak peduli terhadap buku dan anak-anak yang membaca. Tidak perlu terlalu heboh diskusi dan seminar tentang membaca bila membaca sebagai proses atau praktik baik buru-buru ditinggalkan. Karena membaca bukan slogan atau motto. Tapi membaca adalah keberanian, bukan ketakutan. Apalagi di tengah gempuran era digital.

Karena membaca tidak akan pernah berakhir. Maka teruslah ikhtiar untuk membaca buku, selagi masih ada waktu. Tidak masalah usia sudah uzur, fisik sudah melemah. Hafalan sering lupa atau kaki sudah tidak kuat melangkah. Jangan berkecil hati untuk membaca. Jangan surut semangat untuk mendekati buku. Karena saat membaca, ada kemuliaan hati ada keberkahan hidup.  

 

Petuah Arab menyebut, "belajar di waktu kecil bagai mengukir di atas batu dan belajar di waktu besar bagai mengukir di atas air". Membaca pun begitu. Anak kecil boleh membaca, orang tua pun bagus bila mau membaca. Karena membaca tidak akan pernah berakhir. Seperti kata buku "The Neverending Story" karya Jerman Michael Ende, buku tidak pernah berakhir selama penggemarnya mampu menambahkan lebih banyak teks.

Membaca itu praktik. Maka jalani dan nikmati prosesnya. Di dunia ini, tidak ada yang tidak mungkin. Tidak ada yang mustahil ketika mau bersungguh-sungguh. Tetap ikhlas dalam berbuat baik dan beramal. Seperti orang yang membaca buku dan tetap belajar sepanjang waktu. Pasti Allah SWT akan memberikan pertolongan, bantuan, dan taufik-Nya. Sebab "Sesungguhnya Allah SWT beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan" (Al-Ankabut: 128).

Seperti kisah cinta sejati, membaca pun tidak akan pernah berakhir. Semakin Anda tahu kesalahan seseorang justru semakin mencintainya karena membaca. Hanya orang-orang yang tidak pernah membaca yang menghujat atau membahas kesalahan orang lain tanpa mau membantu memperbaikinya. Karena membaca tidak akan pernah berakhir, sebelum semuanya berakhir. Yuk terus membaca. Salam literasi #TBMLenteraPustaka #BacaBukanMaen #TamanBacaan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun