Coba diperhatikan deh. Kenapa lebah lebih cepat mencari bunga? Lalu kenapa pula lalat lebih suka menemukan sampah atau kotoran? Jawabnya sederhana, karena naluri lebah hanya mecari bunga, sedangkan naluri lalat hanya menemukan kotoran. Lebah tidak tertarik pada kotoran. Lebah hanya tertarik pada harum dan keindahan bunga. Agar lebah mampu menghasilkan madu. Sedangkan lalat malah kaya akan kuman dan penyakit. Begitulah ilustrasi tentang naluri kebaikan.
Seperti manusia pun begitu. Mulut dan pikiran kita yang punya. Mau omong apa saja, mau berpikir apapun silakan. Karena semuanya tergantung nalurinya, baik atau buruk. Nggak usah pusing dengan apapun dan siapapun, karena semua digerakkan oleh naluri baik atau jahatnya. Toh pada akhirnya, kebaikan yang diperbuat pasti akan menemukan jalannya sendiri. Baik dan benar di mana pun, tidak akan pernah tersesat dan sama sekali tidak perlu dicarikan jalannya. Karena baik itu akan menemukan jalannya sendiri. Benar itu akan terungkap dengan sendirinya.
Hari ini, di dekat kita, pasti ada orang yang jahat. Ada pula orang yang baik. Sudah sesuai dengan nalurinya. Orang jahat sama sekali nggak tertarik pada hal-hal yang baik. Lebih gemar pada hal-hal yang jahat dan menyakitkan. Bergibah, berbohong, bermusuhan, gosip, menebar aib, dan banyak lagi hal-hal yang jahat. Sebaliknya, orang baik justru tidak tertarik akan hal-hal buruk. Kerjanya berbuat baik dan menebar manfaat kepada orang lain. Tanpa pamrih, ikhlas setulus hati.
Hidup ini nggak cukup cuma niat. Tapi hidup sangat tergantung dengan hati dan pikiran. Apa yang ada di hati pasti akan jadi pikiran. Apa yang dipikirkan, akan menentukan apa yang dilihat. Apa yang dilihat pun akan menentukan apa yang diperoleh. Jika hati dan pikirannya jahat maka apa saja yang dilihat akan selalu negatif. Hasilnya adalah benci, sakit hati, kecewa, iri hati, sirik, dan menderita.
Sebaliknya, bila hati dan pikirannya baik, maka apa saja yang dilihat dan dikerjakan pasti positif. Hasilnya pasti produktif, optimis, semangat, ikhlas, senang, dan membahagiakan. Jadi bila mau Bahagia ya sederhana. Tanamkan dan miliki hati dan pikiran yang selalu positif dan konsisten berbuat baik.
Spirit itulah yang dipegang Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor. Hanya untuk membangun kegemaran membaca dan budaya literasi Masyarakat, rumah pun dikorbankan untuk taman bacaan. Agar anak-anak usia sekolah tersedia akses membaca buku, anak-anak usia PAID bisa belajar calistung, anak difabel jadi punya tempat main, kaum buta aksara bisa belajar baca-tulis, bahkan anak-anak yatim dan kaum jompo dibina dan disantuni setiap bulan. Semuanya dilakukan atas hati dan pikiran yang baik. Untuk berbuat baik kepada sesama dan menebar kebaikan walau hanya di taman bacaan. Pegiat literasi di taman bacaan hanya ikhtiar baik, selebihnya diserahkan kepada Allah SWT.
Seperti lebah yang selalu mencari bunga dan menghasilkan madu, maka orang-orang di sekeliling kita pun akan mencicipi manisnya. Tapi jika kita seperti lalat, maka kuman yang kita tebarkan akan mencelakakan orang lain. Jadi, untuk apa mencelakakan orang lain bila tidak ada untungnya? Lebih baik berbuat baik untuk keselamatan dan keberkahan diri sendiri.
Maka jangan lelah berbuat baik dan menebar manfaat di mana pun. Karena kebaikan dan kebenaran laksana air. Dibendung dari manapun, ia akan menemukan jalannya sendiri. Salam literasi #TamanBacaan #PegiatLiterasi #TBMLenteraPustaka
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H