Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 49 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kenapa Ya Pensiunan Sejahtera Gambarnya Lagi Memancing Ikan?

23 Oktober 2023   09:55 Diperbarui: 23 Oktober 2023   10:10 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suatu kali, ada yang bertanya pada saya. Kenapa ya pensiunan yang hidupnya sejahtera selalu diwakili gambar kakek-kakek yang sedang memancing ikan? Atau yang sederajat, ada pula gambar kakek-nenk yang sedang menggendomg cucu atau duduk menghadap ke laut atau gunung. Maka saya jawab, mungkin gambar menggendong cucu atau memancing ikan sebagai representasi kebebasan finansial di hari tua. Nyaman dan sejahtera di masa pensiun setelah berpuluh-puluh tahun bekerja.

Kalau boleh usul, memang pensiunan sejahtera di zaman begini. Harsunya gambar yang mewakili tidak lagi menggendong cucu atau memancing ikan. Kan pensiunan yang Sejahtera boleh juga seang main catur, nongkrong di kafe, podcast-an atau lagi main media sosial. Biar pensiunan jadi lebih kekinian, bila pelu pensiunan lagi nonton konser BTS atau Grup Band Noah. Intinya, kalau hanya soal gambar pensiun sejahtera sih boleh saja. Asal substansinya, memang benar-benar sejahtera di masa pensiun.

Masa pensiun yang sejahtera, hari tua yang nyaman itu esensinya adalah kebebasan finansial. Ada dana yang cukup untuk membiayai kehidupannya. Bahkan mampu mempertahankan gaya hidupnya seperti saat masih bekerja. Tidak punya utang lagi, tidak punya cicilan rumah yang belum selesai. Lapang hatinya, dan tetap berkarya untuk menebar manfaat kepada orang lain yang membutuhkan bantuannya. Tapi sayangnya, saat ini 7 dari 10 pensiunan di Indonesia mengalami masalah keuangan. Artinya, banyak pensiunan yang saat bekerja mampu bergaya hidup tapi setelah pensiun tidak punya uang yang cukup untuk membiayai hidupnya sendiri. Terpaksa bergantung kepada anak-anaknya atau orang lain. Inilah substansi pensiun yang sejahtera, memang harus dipersiapkan sejak dini. Sejak muali bekerja perlu menyisihkan sebagian dana untuk masa pensiun.

Lalu bagaimana cara untuk mempersiapkan masa pensiun yang sejahtera?

Nah, salah satu cara yang pas untuk mempersiapkan masa pensiun sejahtera adalah menjadi peserta DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan). Karena DPLK memang dirancang untuk keberlanjutan penghasilan di hari tua, di masa pensiun setiap pekerja. Maklum, siapapun saat pensiun kan berarti tidak punya gaji atau penghasilan lagi. Maka dari mana uang untuk mencukupi kebutuhannya? Tentu, bisa diperoleh dari akumulasi dana di DPLK. Karena DPLK, orientasinya menabung untuk hari tua atau masa pensiun. Tidak seperti bank, asuransi, atau reksadana yang tidak ada kaitan dengan usia untuk mencairkan dananya.

Melalui DPLK, setiap pekerja dapat menyetorkan sejumlah uang secara rutin setiap bulan untuk masa pensiunnya. Sambil memilih jenis investasi untuk dikembangkan. Hingga nantinya, saat usia pensiun tiba berhak atas akumulasi dana pensiun yang disebut "manfaat pensiun", berapapun besarnya. Patut diketahui, ada 3 hal yang mempengaruhi besar kecilnya "uang pensiun" di DPLK, yaitu: 1) besaran iuran yang disetor setiap bulan, 2) hasil investasi yang diperoleh selama menjadi peserta DPLK, dan 3) lamanya menjadi peserta DPLK. Maka semakin cepat menjadi peserta DPLK, uang pensiunnya pun berpotensi makin besar. Semakin uda menjadi peserta DPLK akan semakin banyak akumulasi dana pensiun yang dimilikinya. 

 

Maka, tidak ada solusi lain untuk bisa lebih siap pensiun. Selain "bertindak dari sekarang untuk mempersiapkan masa pensiun yang sejahtera". Berani menyisihkan sebagian gaji, apapun kondisinya, untuk hari tua untuk masa pensiun. Mulai dari sekarang, tanpa ditunda lagi. Agar kita bisa bebas secara finansial di hari tua, tidak mengalami masalah keuangan di masa pensiun. Tetap hidup layak di hari tua, tidak bergantung kepada anak-anak kita di masa pensiun.

Bila masa pensiun sejahtera bisa tercapai, tentu kita bebas-bebas saja untuk memilih gambar yang mewakilinya. Boleh menggendong cucu, memancing ikan, santai di laut atau di gunung. Atau sedang bermain catur atau nongkrong di kafe. Asal masa pensiunnya benar-benar sejahtera. Jadi, Anda akan pilih gambar apa yang mewakili masa pensiun nanti? Salam #YukSiapkanPensiun #EdukasDPLK #DanaPensiun

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun