Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Baik Buruknya Perbuatan Pasti Terlihat dan Pasti Dibalas, Kok Bisa?

23 September 2023   04:09 Diperbarui: 23 September 2023   04:15 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: TBM Lentera Pustaka

Bila hari ini, masih ada orang yang menutupi perbuatan buruknya pasti akan terlihat. Sebaliknya, siapapun yang berbuat baik pasti akan dibalas. Apapun yang diperbuat, pasti terlihat dan pasti dibalas.

Pernah membaca kisah di suatu pasar. Ketika ada 2 orang yang selalu bahan pembicaraan orang banyak. Karena keduanya, tergolong ramai usahanya. Semua orang tahu bisnisnya, tahu kiprahnya di pasar. Yang satu tukang daging, yang satunya lagi tukang jahit.

Si tukang daging dikenal sangat dermawan. Hampir setiap hari Jumat, ia membagi-bagikan daging secara gratis ke orang-orang yang lewat. Maka semua orang pun memujinya. Tukang daging yang dermawan. Sebaliknya si tukang jahit lebh dikenal pelit, tidak pernah sefekah. Banyak orang berbicara negatif tentang tukang jahit. Selalu dibanding-bandingkan dengan tukang daging yang dermawan. Bertahun-tahun, cerita dan omongan banyak orang terjadi di pasar, tentang tukang daging yang dermawan dan tukang jahit yang pelit.

 

Hingga suatu waktu tiba. Saat tukang jahit meninggal dunia. Dan sejak itulah, tukang daging tidak lagi bersedekah daging  seperti biasanya. Tidak ada lagi daging gratis. Orang-orang pasar bertanya, "Kenapa sekarang tukang daging tidak berbagi lagi?"

Tukang daging menjawab, "Karena selama ini, tukang jahit-lah yang menyuruh dia berbagi daging dan membiayai semua daging yang disedekahkan itu".

Dan akhirnya semua orang jadi tahu. Bahwa kebaikan tukang daging selama ini justru perbuatan baik tukang jahit yang diam-diam. Orang-orang pasar pun menyesal. Karena telah menuding dan berburuk sangka kepada tukang jahit. Meminta maaf pun tidak lagi mampu karena si tukang jahit suah meninggal dunia.

Jadi, tidak akan ada kebaikan yang terkubur selamanya. Tidak pula ada perbuatan buruk yang tertutupi. Semuanya akan terlihat dan dibalas. Andai hari ini tidak tampak, nanti di saat waktunya tiba, Allah SWT pasti tunjukkan yang sebenarnya. Sehingga semua orang tahu kebenarannya. Sehebat apapun orang mengarang cerita dan omongan, benar atau tidaknya akan terkuak. Bahwa baik buruknya perbuatan seseorang pasti akan terlihat dan dibalas.

Maka jangan pernah lelah berbuat baik. Jangan khawatir tidak mendapatkan balasan saat jadi orang baik. Sebaliknya, mau sehebat apapun menutupi keburukan, yakinlah pasti akan terkuak juga. Baik ya baik buruk ya buruk, tidak akan pernah tertukar.

Seperti itu pula yang terjadi di Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor. Ada orang-orang yang hingga kini membenci bahkan mengganggu aktivitas taman bacaan. Entah sebab apa, hati pikiran dan perilaku butuknya ditujukan ke taman bacaan? Sementara TBM Lentera Pustaka terus berkembang dan menjadi pilihan anak-anak dan warga dari 4 desa di Kecamatan Tamansari Kab, Bogor. Karena taman bacaan adalah tempat perbuatan baik, jadi ladang amal banyak orang. Di taman bacaan pun, setiap perbuatan baik dan buruk akan terlihat dan dibalas suatu saat nanti.

Baik buruknya setiap perbuatan pasti akan terlihat dan pasti dibalas. Maka saat berbuat baik di mana pun, hanya ada dua sifat yang harus menyertai kebaikannya agar tidak merasa lelah dan menyerah. Yaitu sabar dan ikhlas. Sabar untuk tetap istikomah dalam segala keadaan dan gangguan. Ikhlas untuk menebar manfaat kepada orang lain, baik terang-terangan atau diam-diam. Ketika niat dan ikhtiar sudah baik, maka selebihnya serahkan kepada Allah SWT.

Tetaplah hidup dalam kebaikan dan memberi manfaat kepada orang lain. Karena siapa yang akan menabur akan menuai apa yang diperbuatnya. Salam literasi #TamanBacaan #BacaBukanMaen #TBMLenteraPustaka

Sumber: TBM Lentera Pustaka
Sumber: TBM Lentera Pustaka

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun