Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Belajar dari Aktivitas Berantas Buta Aksara, Jangan Khawatir pada Sesuatu yang Belum Terjadi

16 September 2023   09:17 Diperbarui: 16 September 2023   09:24 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: TBM Lentera Pustaka

Ikut memberantas buta huruf, adalah salah satu cara Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka mewujudkan tanggung jawab sosialnya. Melalui program GErakan BERantas BUta aksaRA (GEBERBURA), ada 9 kaum ibu warga belajar yang tadinya tidak bisa baca-tulis, kini berangsur-angsur sudah bisa membaca dan menulis. Dari mulai mengenal huruf, mengeja kata, menuliskan nama sendiri hingga membuat tanda tangan yang konsisten. Tapi menariknya bukan pemberantasan buta aksara-nya. Tapi adanya "hadiah" yang diberikan kepada warga belajar setiap kali usai belajar baca-tulis di hari Minggu. Terkadang diberikan seliter beras atau 3 buah mie instan. Tujuannya sederhana, agar kaum ibu warga belajar buta aksara tetap semangat dan rajin datang belajar baca tulis ke taman bacaan. Maklum kaum ibu buta aksara pun sibuk. Punya urusan rumah, urusan anak, bahkan harus mendapat izin dari suami. Apalagi di usia yang sudah tua, memangnya mau ngapain lagi bisa baca dan tulis?

Hadiah seliter beras atau mie instan, hanya cara untuk memotivasi kaum ibu warga belajar untuk tetap mau belajar baca dan tulis. Termasuk saya dan para relawan yang mengajar pun begitu. Dengan mengajarkan baca-tulis, jadi mau belajar pula. Materi apa yang diajarkan dan bagaimana cara mengajarkannya. Belajar itulah hakikat literasi. Karena literasi "mati suri" dan tidak berarti apapun, ketika pengelola dan orang-orang yang ada di dalamnya sudah tidak mau belajar. Maunya banyak omong, banyak diskusi tanpa aksi.

Alhamdulillah hingga kini, aktivitas GEBERBURA TBM Lentera Pustaka masih berjalan. Tentu berkat komitmen para relawan yang mengajar, dan komitmen kaum ibu warga yang masih mau belajar. Kenapa relawan masih mau mengajar, kenapa pula kaum ibu warga belajar masih mau datang? Itulah yang saya jaga dan rawat sebagai Pendiri TBM Lentera Pustaka. Karena saya tetap hadir dan ada bersama mereka, di TBM Lentera Pustaka.

Hari ini, banyak orang tidak mau berbuat bahkan berhenti melangkah. Karena terlalu takut dan mengkhawatirkan sesuatu yang belum terjadi. Takut gagal, takut nggak ada orangnya. Khawatir nggak puya waktu, khawatir nggak bisa megajar. Ternaya semuanya hanya ketakutan dan kekhawatiran semata. Tidak mau melangkah, enggan bergerak lagi. Tidak lagi mau ikhtiar, tapi ingin maju?

Saat berada di TBM Lentera Pustaka, ketika menyaksikan aktivitas GErakan BERantas Buta aksaRA (GEBERBURA) akhirnya saya belajar "tidak perlu takut atau khawatir akan sesuatu yang belum tentu terjadi". Kerjakan saja sepenuh hati, ikhtiar saja dengan konsisten. Untuk selalu sabar tanpa tepi dan syukur tanpa tapi. Selebihnya, biarkan Allah SWT yang bekerja untuk hamba-Nya. Salam literasi #Geberbura #TamanBacaan #TBMLenteraPustaka

Sumber: TBM Lentera Pustaka
Sumber: TBM Lentera Pustaka

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun