Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Literasi Itu Proses, Jangan Banyak Protes

11 September 2023   05:55 Diperbarui: 11 September 2023   06:02 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: TBM Lentera Pustaka

Bisa jadi hari ini, makin banyak orang yang tidak lagi menghargai proses. Berproses dalam hal apapun. Tahap demi tahap yang dilakukan untuk sesuatu urusan mulai diabaikan banyak orang. 

Inginnya meraih hasil dalam sekedipan mata. Senang pada hal-hal yang tampak di permukaaan. Agar orang lain kagum, karena dianggap berhasil dan sukses. Hingga lupa bertanya, apa ada sesuatu yang berhasil tanpa proses?

Jangan lupa, kupu-kupu yang indah dipandang mata pun lahir dari proses. Awalnya dari telur, berproses jadi ulat dan kepompong maka jadilah kupu-kupu. Memang, menjalani sebuah proses tidak mudah. 

Proses itu perlu waktu, tenaga, dan harus berpikir keras. Terkadang, dihadapkan dengan kegagalan, kekecewaan, dan kesedihan. Kondisi itulah yang membuat proses itu istimewa. Berusaha bertahan, bangkit, dan pantang menyerah. Untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Literasi itu proses, aktivitas taman bacaan pun proses. Tidak ada yang langsung jadi, harus mengajak anak-anak yang mau membaca. Mencicil buku-buku bacaan, hingga memutar "otak" agar gerakan literasi dan taman bacaan tetap eksis. Seperti yang dialami Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor. 

Sejak berdiri tahun 2017, hanya ada 14 anak yang bergabung dengan dukungan 600 buku bacaan, bahkan tidak punya relawan. Tapi kini, TBM Lentera Pustaka telah menjalankan 15 program literasi yang terdiri dari 1) TABA (TAman BAcaan) dengan 130 anak pembaca aktif dari 4 desa (Sukaluyu, Tamansari, Sukajaya, Sukajadi), 2) GEBERBURA (GErakan BERantas BUta aksaRA) dengan 9 warga belajar, 3) KEPRA (Kelas PRAsekolah) dengan 40 anak usia prasekolah, 4) YABI (YAtim BInaan) dengan 14 anak yatim yang disantuni dan 4 diantaranya dibeasiswai, 5) JOMBI (JOMpo BInaan) dengan 12 jompo usia lanjut, 6) TBM Ramah Difabel dengan 2 anak difabel, 7) Koperasi SImpan Pinjam dengan 28 kaum ibu agar terhindar dari jeratan rentenir dan utang berbunga tinggi, 8) DonBuk (Donasi Buku), 9) RABU (RAjin menaBUng), 10) LITDIG (LITerasi DIGital) untuk mengenalkan cara internet sehat, 11) LITFIN (LITerasi FINansial), 12) LIDAB (LIterasi ADAb), 13) MOBAKE (MOtor BAca KEliling), 14) Rooftop Baca, dan 15) melek Al Quran. 

Dengan koleksi lebih dari 10.000 buku dan 12 relawan, kini tidak kurang 200 orang menjadi pengguna layanan TBM Lentera Pustaka setiap minggunya. Semuanya terjadi karena proses yang dijalani di taman bacaan.

Apa artinya proses di taman bacaan?

Artinya, proses di mana pun harus dijalani. Karena tidak ada yang kebetulan dalam hidup ini. Semua yang terjadi sudah ditentukan Allah SWT. Apapun yang terjadi di taman bacaan pun sudah kehendak-Nya. 

Maka prosesnya harus dijalani, sebagai bukti mampu bertahan atau malah punah. Ujian dan cobaan harus dihadapi. Karena semua yang terjadi pasti ada hikmahnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun