Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

93% Mahasiswa dan Alumni S1 Setuju Skripsi Tidak Wajib Jadi Syarat Kelulusan

30 Agustus 2023   20:48 Diperbarui: 31 Agustus 2023   15:31 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Syarifudin Yunus

Sebagai pembuktian atas kebijakan baru Permendikbudristek No 53 Tahun 2023 tentang Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi terkait dengan skripsi tidak lagi jadi syarat wajib kelulusan meraih sarjana S1. Untuk lulus S1, mahasiswa diberikan tugas akhir yang tidak harus skripsi, tapi bisa berbentuk prototipe, proyek, maupun bentuk sejenis lainnya.

Saya pun melalukan survei singkat kepada 50 mahasiswa semester 7 dan alumni S1 yang lulus dalam 3 tahun terakhir secara daring. Saat ditanya, sebagai mahasiswa S1 atau alumni S1, apakah Anda setuju skripsi tidak lagi jadi syarat kelulusan atau menjadi sarjana? Maka jawabnya, 93% setuju skripsi tidak lagi jadi syarat wajib kelulusan, hanya 7% yang menjawab tidak setuju.

Menurut partisipan survei ini, skripsi hanya bersifat formalitas untuk mencapai gelar sarjana, bukan merupakan cerminan idealisme disiplin ilmu yang dipelajarinya. Bahkan ada yang yang menyebut skripsi malah jadi beban. Karena bagi mahasiswa yang tidak memiliki kemampuan menulis ilmiah, skripsi bisa jadi penyebab stress dan frustrasi, Hingga akkhirnya tidak menutup kemungkinan akhirnya skripsi disusun alakadarnya atau plagiasi. Tanpa implikasi terhadap dunia kerja atau praktik di masyarakat yang signifikan.

Memang benar, kebijakan skripsi tidak lagi wajib jadi syarat kelulusan S1 sepenuhnya diserahkan kepada masing-masing perguruan tinggi, masing-masing fakultas, masing-masing prodi (program studi). Namun langkah antisipasi patut dilakukan, untuk mereformasi tata cara penyelesaian studi yang tidak hanya bertumpu pada skripsi. Karena survei membuktikan, 93% mahasiswa atau alumni S1 setuju skripsi tidak lagi jadi syarat kelulusan S1.

Maka perguruan tinggi patut menindaklanjutinya. Agar terjadi dinamika ilmiah dan tradisi akdemik baru di kalangan kampus. Sebagai bukti dari "merdeka belajar" sekaligus menyingkirkan "teori di atas kertas" menjadi "kiprah nyata di lapangan". Salam merdeka belajar! #PegiatLiterasi #SurveiSkripsi #TBMLenteraPustaka

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun