Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 49 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jangan Berbuat Zalim di Taman Bacaan, Ajaran Literasi yang Masih Terserak

9 Agustus 2023   06:15 Diperbarui: 9 Agustus 2023   06:16 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagian orang mungkin pernah menemukan persoalan di mana ada tanah milik seseorang yang kemudian dirampas dan direbut hingga dijual oleh orang lain. Sebagian orang lagi pernah merasakan aktivitas sosialnya diganggu orang lain. Atas nama permusuhan dan kebencian lalu "membenarkan" tindakan zalim kepada orang lain. Hingga lupa, bila tidak bisa membantu maka cukup diam. Jangan berbuat zalim kepada orang lain.

Seperti yang dialami Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor. Ketika ada orang yang memusuhi aktivitasnya lalu menjual tanah yang dijadikan kebun baca. Ada yang menebar fitnah dan gosip untuk merusak citra taman bacaan. Bahkan ada pula yang merusak fasilitas yang dimiliki taman bacaan. Selain menjadi tantangan saat berkiprah secara sosial untuk kebaikan, kezaliman di taman bacaan jadi pembelajaran yang luar biasa. Tentang masih adanya orang-orang yang lupa hukuman bila berbuat zalim kepada orang lain.

 Dari Ummu Salamah RA, Nabi Muhammad SAW telah bersabda, "Sesungguhnya aku hanya seorang manusia biasa. Maka, boleh jadi sebagian kamu lebih pandai mengemukakan argumentasinya daripada sebagian yang lain, sehingga aku memenangkannya. Maka, barangsiapa yang aku putuskan untuknya untuk mendapatkan hak orang muslim lainnya (sesuai argumentasi yang dikemukakannya), itu adalah sepotong api neraka, maka biarlah ia membawanya atau meninggalkannya."

QS. Al-Furqan ayat 19 menegaskan "Barangsiapa yang berbuat zalim, niscaya akan merasakan azab yang sangat besar." Siapapun yang berbuat zalim pada akhirnya akan mendapatkan laknat Allah SWT berupa dijauhkannya dari kenikmatan-kenikmatan dan rahmat Allah SWT baik di dunia maupun di akhirat. Sekali lagi, jangan berbuat zalim kepada orang lain.

Berbuat zalim banyak jenisnya. Mengambil hak orang lain, berbuat yang merugikan orang lain, merusak lingkungan, mengganggu ketenangan orang lain, mengambil harta secara batil (merampok, mencuri, menipu), fitnah, ghibah, menghina, bahkan   melakukan kekerasan secara fisik dan mental adalah contoh perbuatan zalim yang paling sering terjadi. Hingga berujung menyakiti hati dan perasaan orang lain atau banyak orang. Resepnya sederhana, bila kita tidak mau dizalimi orang lain maka jangan menzalimi orang lain.

Sungguh mengerikan bila gemar berbuat zalim. Apapun alasannya, bersikap zalim tidak dibenarkan. Zalim pun jadi bukti kekufuran ast nikmat dan karunia Allah SWT. Selain diperintah untuk menghindarinya, perbuatan zalim pasti "dijanjikann" mendapat ganjaran setimpal berupa 1) berlakunya azab yang besar bagi pelakunya, 2) akan mendapatkan laknat berupa dijauhkannya dari kenikmatan-kenikmatan dan rahmat Allah SWT, 3) mendapatkan ancaman doa dari orang yang dizaliminya dan doa orang yang terzalimi akan dikabulkan oleh Allah SWT, 4) mengalami kebangkrutan di hari kiamat kelak, dan 5) mendatangkan bencana dan malapetaka. Sangat mengerikan bila berbuat zalim. 

Atas pengalaman dan kisah nyata kezaliman, maka TBM Lentera Pustaka selalu mengajarkan penting tidak berbuat zalim kepada orang lain. Selalu berbuat baik dan menebar manfaat kepada orang lain. Harus toleransi saat membaca buku, bertutur kata yang sopan, antre, sabar, berperilaku baik, hingga selalu bersyukur. Maka selalu ada sholawatan dan doa literasi setiap memulai aktivitas di TBM Lentera Pustaka. Mengucap salam dan cium tangan di TBM Lentera Pustaka, adalah ajaran literasi yang masih terserak untuk dipraktikkan.

 Bila tidak bisa berbuat baik dan menebar manfaat, sudah cukup untuk tidak berbuat zalim kepada siapapun. Tetap sabar dalam segala keadaan. Selalu bersyukur atas segala nikmat dan anugerah-Nya. Insya Allah, semuanya menjadi mudah dan dimudahkan. Percayalah! 

Tapi bila hari ini masih ada orang-orang yang berbuat zalim kepada kita. Cukup doakan saja dengan "Rabbanaa afrigh 'alainaa shabran wa tsabbit aqdamana wanshurnaa 'alal qaumil kaafiriin". Wahai Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran atas diri kami, dan teguhkanlah pendirian kami dan tolonglah kami terhadap orang-orang kafir (zalim). Salam literasi #PegiatLiterasi #TamanBacaan #TBMLenteraPustaka

Sumber: TBM Lentera Pustaka
Sumber: TBM Lentera Pustaka

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun