Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Self Talk Seorang Pegiat Literasi, Bertanya dari Mana dan Mau ke Mana?

5 Agustus 2023   06:48 Diperbarui: 5 Agustus 2023   07:02 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Self talk berarti berbicara dengan diri sendiri. Membangun dialog internal pada diri sendiri. Bertanya tentang pikiran, sikap, perilaku yang selama ini dijalankan. Self talk berarti tanpa orang lain. Tidak perlu orang lain. Waktunya sendiri. Untuk muhasabah, introspeksi diri. Lalu mengambil keputusan terbaik, tentang apapun. Agar lebih baik dan benar dalam hidup. Self talk.

Self talk lumrah lagi penting buat seseorang. Untuk menjaga keseimbangan lahir batin, dunia dan akhirat. Untuk menjadikan hari esok lebih baik. Sambil mengenali pikiran dan perilaku negatif yang masih ada. Sambil membangun afirmasi dan pikiran positif dalam diri sendiri. Untuk memilih lingkungan dan pergaulan yang lebih bermanfaat. Bukan lingkungan apatis, apalagi tidak mampu membedakan yang baik dan buruk.

Self talk adalah lawan dari banyak omong. Antitesa dari omong kosong. Karena zaman begini, makin banyak orang yang tidak mau lagi self talk. Tidak lagi mampu berbicara pada diri sendiri, Apakah pikiran dan tindakannya sudah baik dan benar? Malah lebih senang menyalahkan orang lain. Lalu mengomentari dan menjadikan orang lain sebagai bahan gibah atau gosip. Orang-orang yang terlalu dekat dengan prasangka. Self talk semakin langka.

Di mata seorang pegiat literasi. Self talk itu muhasabah. Mengecek perbuatan diri sendiri pada masa lalu dan masa kini. Apakah baik atau buruk? Untuk meningkatkan yang sudah baik lalu mengurangi perbuatan buruk. Self talk menjadi bukti orangnya menjadi sosok pembelajar. Belajar dari masa lalu untuk memperbaiki masa depan. Self talk pun menjadi ikhtiar untuk menjadi lebih baik, lebih literat. Evaluasi diri untuk lebih baik dan lebih bermanfaat. Sambil menjaga keseimbangan dunia dan akhirat. Self talk sebagai perbuatan tidak bersuara untuk menyadarkan diri.

Self talk di dalamnya ada afirmasi dan doa. Berpikir yang baik, mengguman dalam hati, dan bersiap eksekusi kebaikan. Sebagai energi baru yang positif.  Sambil mengkolaborasikan sikap sabar, syukur, dan doa. Seperti secangkir kopi yang dibubuhi kopi yang pahit dan gula yang manis. Karena dalam hidup, bukan soal omongan siapa yang baik dan buruk? Tapi soal siapa yang mampu mengaduk sabar, syukur, dan doa secara bersamaan. Agar berujung pada bertambahnya usia sehat untuk kebaikan. Bukan untuk menyalahkan orang lain.   

Self talk, sudahkah kita berbicara kepada diri sendiri hari ini? Sambil mengingat dari mana berasal dan mau kemana menuju? Salam literasi #PegiatLiterasi #TamanBacaan #TBMLenteraPustaka

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun