Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jangan Ingin Mengubah Diri Seperti Orang Lain, Setiap Kita Berbeda

2 Agustus 2023   06:11 Diperbarui: 2 Agustus 2023   06:19 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perhatikanlah, sidik jari kita masing-masing itu begitu identic. Sidik jari yang khas, tidak ada yang menyamainya. Allah SWT sengaja menciptakan sidik jari kita hanya untuk diri kita. Hikmahnya, bahwa saya adalah saya. Kamu pun hanya kamu. Hanya satu, sesuai kodrat-Nya.

Ketahuilah, Allah SWT tidak menciptakan orang lain yang seperti diri kita. Sama sekali tidak pernah ada orang yang seperti diri kita. Maka tidak akan ada pula orang yang akan menjadi seperti diri kita. Saya ya saya, kamu ya kamu. Tidak pernah sama.  

Saya ya saya. Kamu ya kamu. Begitu istimewa. Selalu khas, dengan segala ceritanya, kurangnya, lebihnya, kemampuannya, keahliannya, bahkan caranya dalam menjalani kehidupan. Dalam menghadapi masalahnya. Tiap orang berbeda pikiran dan perilakunya dengan orang lain.

Maka, rezeki kita sesuai dengan takaran khusus, dan itu yang paling pas untuk kita. Pikiran kita tidak sama dengan orang lain, dan itulah keistimewaan kita. Sudut pandang kita atas sesuatu berbeda, tidak apa, itulah hak kita. Cara kita menghadapi dan menyelesaikan masalah pun berbeda dengan orang lain, di situlah nilai beda kita. Bahkan pikiran dan mulut kita juga yang membedakan di antara kita. Mau yang baik atau yang buruk? 

Jangan pernah ingin mengubah diri sendiri seperti orang lain. Apalagi hanya karena kita melihat seolah mereka hidupnya lebih baik, hartanya lebih banyak. Jangan pernah mencerai orang lain, karena kita tidak punya kuasa terhadap mereka. Jadilah diri sendiri saja, apa adanya saja. Alih-alih ingin berubah jadi seperti orang lain, lebih baik berusahalah untuk lebih jauh mengenal dirimu sendiri. Dari mana kita dan mau ke mana kita pergi?

 Saya ya saya. Kamu ya kamu. Sampai kita menemukan keistimewaan kita, ciri khas kita. Apapun yang ada pada kita, tidak akan pernah ada pada orang lain. Kecuali hanya pada kita. Sehebat apapun orang lain berjuang mencederai dan mengarang cerita, sama sekali tidak mempengaruhi diri kita. Karena kita ya kita, sesuai dengan kehendak-Nya. 

 Sadarilah, mungkin selama ini. Kita terlalu sibuk ingin seperti orang lain. Sibuk dengan urusan orang lain. Sibuk membahas orang lain. Sampai lupa melihat kekuasaan Allah SWT atas adanya kejadian kita sendiri. Lupa bersyukur atas karunia-Nya. Sadarilah, tidak satu pun di dunia ini diciptakan oleh Allah SWT dengan sia sia. Semuanya pasti baik, hanya jalannya beda-beda.

Yakinlah, di dalam hati kita ada cahaya. Di dalam pikiran kita ada sesuatu yang berharga. 

Di dalam perilaku kita ada hal yang bermanfaat. Di dalam sudut pandang kita ada sesuatu yang baik. Di dalam cara kita pasti ada sesuatu yang bernilai untuk orang lain. Allah SWT tidak menciptakan kita hanya sebagai pelengkap, apalagi korban. Allah SWT tidak menciptakan kita hanya untuk sekadar numpang di dunia dan tidak ada artinya. Pasti ada tujuan besar di balik keberadaan diri kita, sesuai kehendak-Nya. 

Jadi perbaiki saja niat, baguskan ikhtiar, dan perbanyak doa yang baik. Hingga waktu yang akan membuktikannya. Bahwa kita begitu berharga lebih dari yang kita kira. Salam literasi #PegiatLiterasi #TamanBacaan #TBMLenteraPustaka

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun