Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 49 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pikiran Seorang Pegiat Literasi, Jangan Anggap Enteng Pikiran Baik

29 Juli 2023   07:56 Diperbarui: 29 Juli 2023   07:58 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: TBM Lentera Pustaka


Pikiran itu bisa baik bisa jahat. Pikiran pula yang menjadi dasar mengambil tindakan. Kenapa Anda melakukan sesuatu? Karena pikiran yang menyuruhnya. Memang benar, pikiran bukan hanya menggambarkan suasana hati. Tapi juga memerintah apa yang harus dilakukan.

Pikiran positif, pasti akan memberikan ketenangan dalam jiwa. Sebaliknya, pikiran negatif pasti membawa pada kekacauan dan keburukan. Jadi tinggal pilih, mau berpikir positif atau negatif? Itulah mengapa, siapapun menata pikiran. Agar tetap positif dan produktif. Pikiran yang tidak ditata dan tidak dibiasakan baik, pasti akan menjadi "musuh" bagi diri sendiri.

Di pikiran seorang pegiat literasi. Kehidupan itu bagaikan "ladang". Jika tidak menanaminya dengan baik, maka yang akan tumbuh adalah ilalang. Sebaliknya "ladang" kehidupan yang ditanami dengan "pikiran buruk", maka hal-hal buruklah yang tumbuh. Jadi, kita mau menanam yang baik atau buruk?

Begitulah pikiran manusia bekerja. Dalam keseharian, pikiran apa yang mau ditanamkan? Pikirannya baik, maka tindakannya pun baik. Berbuat baik, bersedekah atau minimal melemparkan senyum. Tapi bila pikirannya buruk, maka jadi sebab munculnya tindakan yang jahat. Bergibah, menebar aib, bahkan mengambil yang bukan menjadi haknya.
 
Kita adalah apa yang kita pikirkan. Jika tidak mengisi pikiran dengan hal yang positif, maka hal negatif akan menguasai pikiran kita. Saat kita berpikir jelek tentang apapun, maka kita akan menganggap semuanya jelek. Tapi jika kita berpikir yang baik, maka semuanya akan baik. Hidup menjadi lebih berharga, lebih bernilai. Bukan hidup yang diratapi lalu melemparkan kesalahan kepada orang lain. Itu semua karena pikiran.

Pikiran baik dan positif itulah yang saya tanamkan di Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor. Sebagai pegiat literasi, menanamkan orientasi berpikiran yang positif di taman bacaan. Dengan penuh komitmen dan konsistensi sepenuh hati. Tentu ditopang sikap sabar dan syukur atas apapun yang terjadi. Dan alhamdulillah, setelah 6 tahun berjalan, kini TBM Lentera Pustaka punya 15 program literasi selain taman bacaan. Ada berantas buta aksara, kelas prasekolah, koperasi simpan pinjam, yatim binaan, jompo binaan, anak difabel, motor baca keliling, dan lainnya. Tidak kurang 200 orang tercatat sebagai pengguna layanan TBM Lentera Pustaka setiap minggunya. Beroperasi 6 hari dalam seminggu dan didukung 5 wali baca serta 12 relawan. Jelas sudah, semuanya berawal dari pikiran baik maka tindakan di taman bacaan pun baik.

Apapun tindakan dan perilaku kita, semua bermula dari pikiran. Maka penting,
untuk menjaga pikiran. Bila pikiran benar maka tindakannya benar. Bila pikirannya baik maka perilakunya pun baik. Lalu, kenapa sekarang masih banyak orang yang berpihak kepada pikiran salah dan buruk?

Seperti "ladang" kehidupan, siapapun bisa menaman "pohon" baik atau buruk. Maka hasil panennya pun sesuai yang ditanamnya. Apapun yang ditanam, maka kita yang akan menanamnya. Ada pohon yang berbau harum, ada yang berbau busuk. Semuanya terjadi akibat pikiran dan tindakan diri kita sendiri. Hanya soal waktu yang akan membuktikannya, cepat atau lambat.

Jadi, jangan anggap enteng pikiran. Latihlah pikiran untuk selalu memikirkan hal-hal yang baik dan benar. Agar hidup kita bisa memberikan "bau harum" bagi lingkungan sekitar. Terlepas dari berapa banyak salah kita yang dipikirkan orang lain? Tetaplah berpikir positif. Karena bila kita salah, orang lain pun belum tentu benar.

Salam pikiran seorang pegiat literasi, sibuk di taman bacaan dan sibuk untuk hal-hal yang baik terbukti mampu menaklukkan pikiran-pikiran negatif. Salam literasi #TamanBacaan #PegiatLiterasi #TBMLenteraPustaka

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun