Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Berantas Buta Aksara Diikuti 1 Murid, Sudah Biasa dan Jangan Dikeluhkan

19 Juli 2023   11:48 Diperbarui: 19 Juli 2023   12:21 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: TBM Lentera Pustaka

Gara-gara PPDB (Pendaftaran Peserta Didik Baru) sistem zonasi, ada sekolah yang tidak dapat murid. Ada pula sekolah yang muridnya sedikit, direncanakan akan digabungkan. Pemerintah pun akan evaluasi sistem zonasi dalam PPDB. Karena dianggap tidak fair, tidak mengakomodir calon peserta didik secara efektif. Bahkan hari ini, gara-gara PPDB sistem zonasi, ada sekolah yang cuma punya 1 murid. Pendidikan jadi serba salah. Jadinya, pendidikan maunya gimana dan harusnya seperti apa sih?

Belajar dengan 1 murid sebenarnya sudah hal biasa terjadi di Gerakan BERantas Buta aksaRA (GEBERBURA) Taman Bacaan Masayarakat (TBM) Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor. Seperti yang terjadi pada Minggu (16/7/2023), murid atau warga belajar pemberantasan buta aksara hanya diikuti Ibu Euis. 

Seharusnya ada 9 kaum ibu yang menjadi warga belajar di program berantas buta aksara ini. Hanya mungkin karena sibuk atau ada urusan lain, maka warga belajar lainnya tidak dapat hadir. Namun begitu, relawan dan wali baca tetap mengajar baca tulis, tetap melayani kegiatan belajar walau hanya 1 murid. Tidak diliburkan, tidak dipercepat. Kegiatan belajar nonformal ini tetap berjalan selama 2 jam sekali pertemuan.

Sebagai lembaga nonformal, taman bacaan sadar betul. Bahwa tidak bisa memaksa warga belajar untuk hadir, Karena itu dibutuhkan cara tersendiri untuk tetap mempertahankan kegiatan belajar berantas buta aksara. Misalnya dengan memberikan seliter beras atau 3 buah mie instan kepada warga belajar yang hadir. Maklum di zaman begini, apa sih menariknya mengajar dan belajar buta aksara. Tapi semuanya tetap berjalan di TBM Lentera Pustaka karena adanya komitmen dan konsistensi dalam berkegiatan. Fokusnya bukan pada siapa yang hadir? Tapi bagaimana TBM tetap istikomah dalam menjalankan perannya di masyarakat? Tidak kadang punya aktivitas, kadang tidak ada aktivitas.

Jadi, gerakan berantas buta aksara tidak masalah belajar dengan 1 murid. Karena di situlah, letak ujian dan tantangan dalam berliterasi dan mengelola taman bacaan. Mau sepenuh hati atau setengah hati? Sedikit atau banyak pengguna layanan di taman bacaan, itulah realitas dan tantangan yang dihadapi. Sudah biasa kegiatan belajar berantas buta aksara diikuti 1 murid, jangan dikeluhkan seperti PPDB.

Pegiat literasi di taman bacaan sadar betul Bahwa kegiatan literasi dan taman bacaan adalah jalan bukan tujuan. Maka aktivitas literasi di taman bacaan, harus melibatkan hati bukan hanya logika. Mau merasakan mengajar dengan 1 murid, silakan berkunjung ke TBM Lentera Pustaka setiap hari Minggu siang pukul 13.00 WIB? Sekaligus mengabdi kepada kaum buta aksara. Salam literasi #GeberBura #TamanBacaan #TBMLenteraPustaka

Sumber: Gerakan Berantas Buta Aksara 
Sumber: Gerakan Berantas Buta Aksara 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun