Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 49 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

3 Cara Membangun Anak Gemar Membaca Buku

15 Januari 2023   23:03 Diperbarui: 15 Januari 2023   23:05 485
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: TBM Lentera Pustaka

Selama berkiprah di taman bacaan, saya sering mendapat curhatan dari kawan yang mengeluh anaknya tidak mau membaca buku. "Nggak tahu harus gimana lagi, sudah dibelikan buku mahal-mahal tapi nggak dibaca" begitu katanya. Ujungnya, yang disalahkan gawai atau TV. Katanya lagi, anaknya sudah kecandungan gawai atau nonton TV.  Apa iya, anak nggak mau membaca buku karena gawai?

Sebelum menjawab, saya pun bertanya balik kepada kawan. "Kamu suruh anak membaca buku, tapi kamu suka baca buku nggak?" Hampir semua kawan saya menjawab singkat, "nggak suka!" Saya pun menyatakan, "Ya sudah, berarti nggak ada masalah. Nggak ada yang perlu dikeluhkan". Kan semuanya nggak suka membaca buku. Orang tua nggak suka baca maka anak pun nggak suka baca. Berarti nggak ada masalah, iya kan?

Orang tua atau siapapun harus tahu. Kegiatan membaca itu membutuhkan proses, memerlukan pembiasaan. Jadi, tidak ada hubungan antara kecanduan gawai menyebabkan anak nggak suka membaca buku. Tapi yang dibutuhkan adalah sikap dan komitmen untuk lebih peduli terhadap proses membaca. Bukan menyalahkan aktivitas gawai atau menonton TV. Karena membaca buku bukan sarana untuk "membunuh" gawai atau TV. Tapi untuk menyeimbangkan aktivitas apapun tapi tetap mau membaca.

Berdasar pengalaman saya mengelola Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor selama 5 tahun terakhir. Saya menyatakan tentang kegiatan membaca buku dan aktivitas literasi sebagai berikut:

1. Tersedianya akses membaca buku yang menarik dan berkualitas. Harus ada cara yang ditempuh untuk menyediakan akses bacaan. Tidak cukup hanya membelikan buku bacaan. Apalagi buku yang dibeli justru sesuai keinginan orang tua bukan anaknya.

2. Jalani proses membaca buku secara konsisten. Tidak ada proses yang instan, semuanya harus dibiasakan. Karena proses membaca harus dibuat asyik dan menyenangkan. Jujur saja, tidak ada minat atau perilaku aktif membaca tanpa adanya proses. Maka jalani saja prosesnya.

3. Bangun komitmen untuk membimbing atau menemani anak membaca. Orang tua nggak suka baca tidak apa asal mau menemani anak yang membaca. Karena itu, komitmen untuk mengubah kebiasaan main gawai menjadi terbiasa membaca buku harus ditemani. Tidak cukup hanya membelikan buku atau memarahi anak yang nggak membaca.

Tiga prinsip itulah yang dijunjung tinggi TBM Lentera Pustaka. Untuk selalu membiasakan dan menemani anak-anak yang membaca setiap minggunya. Menyediakan akses, menjalani proses di taman bacaan, dan memelihara komitmen untuk menenami anak-anak yang membaca. Alhamdulillah, saat ini ada 130-an anak usia sekolah yang tetap mau membaca buku di taman bacaan. Selalu ada pergerakan anak-anak melangkahkan kaki ke taman bacaan. Bukan pergi bermain atau nongkrong nggak karuan. Silakan datang ke TBM Lentera Pustaka, untuk mengetahui bagaimana anak-anak itu dilatih untuk membaca buku?

Percayalah, kebiasaan membaca anak bukan terletak pada minat. Tapi pada akses dan proses yang dekat dekat buku. Untuk itu, dibutuhkan pendampingan yang sepenuh hati. Agar anak-anak mau membaca buku. Maka sangat sulit kegemaran membaca buku bila orang tua yang nggak suka membaca dan nggak suka menemani anaknya membaca. Temani saja anak saat membaca buku. Itu sudah menjadi langkah besar untuk membiasakan anak membaca, di samping membangun peradaban masyarakat yang lebih literat. Salam literasi #TamanBacaan #TBMLenteraPustaka #BacaBukanMaen

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun