Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kopi Pagi Pegiat Literasi, Punya Hati Tanpa Fungsi untuk Apa?

1 November 2022   05:53 Diperbarui: 1 November 2022   05:54 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: TBM Lentera Pustaka

Kata bijak menyebut "Jadilah seperti secangkir kopi hitam, tetap dicintai tanpa menyembunyikan pahitnya diri".

Kopi itu bukan sekadar minuman. Tapi kopi juga pelajaran untuk semua orang. Karena kopi tidak pernah berdusta atas nama rasa. Secangkir kopi yang selalu punya cerita. Bahwa yang hitam tidak selalu kotor. Rasa pahit kopi pun bukan kesedihan. Hitam putih, pahit manis itu biasa. Tinggal cara kita menyikapinya.

Kopi pahit kopi manis. Bak setetes aroma kehidupan. Ada duka ada suka. Ada sedih ada gembira. Maka siapa pun, jika belum atau tidak memperoleh nikmatnya dunia tidak perlu berkecil hati. Tidak usah membenci atau mendengki atas alasan apapun. Karena nikmat dunia bak setetes kopi saja. Tetaplah ikhtiar dan berbuat baik, di mana pun pada siapa pun.

Sebaliknya, siapa pun yang mendapatkan kenikmatan, tidak usah marasa bangga berlebihan. Apalagi sampai menjadi sombong. Karena nikmat yang didapat pun seperti kopi, hanya setetes saja.

Begitulah spirit pegiat literasi di TBM Lentera Pustaka. Tetap apa adanya dan selalu Istikomah dalam menegakkan kegemaran membaca dan budaya literasi masyarakat. Tetap menebar manfaat di taman bacaan, baik kondisi pahit atau manis bak secangkir kopi. Karena pegiat literasi selalu sadar. Bahwa kopi di mana pun, pahit atau manis, selalu menemukan penikmatnya sendiri. Tanpa rekayasa dan selalu apa adanya.

Di mata pegiat literasi. Kopi tanpa gula sekalipun. Adalah jati diri. Karena ia tidak perlu bermanis-manis di mulut. Namun hatinya jarang berfungsi. Salam literasi #KopiPagi #PegiatLiterasi #TBMLenteraPustaka

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun