Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Asesor Kompetensi Dana Pensiun - Mantan Wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Taman Bacaan Nggak Boleh Lelah Mengalah, Kenapa?

27 Oktober 2022   20:28 Diperbarui: 27 Oktober 2022   20:32 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: TBM Lentera Pustaka

Siapa pun, nggak boleh lelah mengalah. Agar tidak menghabiskan energi untuk hal-hal yang tidak bermanfaat. Mengalah dari berdebat, mengalah dari perbuatan yang sia-sia. Percayalah, mengalah itu bukan berarti kalah. Tapi untuk menghargai diri sendiri agar tidak terjebak pada perbuatan buruk. Sekaligus meyakini adanya keadilan Tuhan. Siapa yang menanam, maka dia yang memanen.

Taman bacaan nggak boleh lelah mengalah. Demi tegaknya kegemaran membaca dan budaya literasi masyarakat. Selagi tetap melaksanakan aktivitas di taman bacaan, membimbing anak-anak yang membaca. Memberantas buta aksara, mengajar calistung anak kelas prasekolah. Mengelola koperasi simpan pinjam. Bahkan mengaji dan menyantuni anak yatim binaan dan jompo binaan. 

Lakukan semuanya dengan istikomah dan sabar. Sekalipun diomongin, dimusuhi, bahkan dibenci tetaplah mengalah. Karena perbuatan baik itu memang selalu ada orang-orang yang tidak suka. Maka lebih baik mengalah dalam kondisi apapun.

Namanya hidup, salah paham tidak bisa dihindari. Konflik bisa saja terjadi. Prasangka pun akan selalu ada. Maka solusinya, lebih baik memilih jalan untuk mengalah. Taman bacaan dan pegiat literasi lebih baik fokus pada tujuannya. Menegakkan kegemaran membaca dan budaya literasi. 

Biarkan saja orang lain yang bersikap merasa paling benar, merasa pintar atau hebat. Karena kepintaran dan kehebatan mereka tidak ada mengurangi kebaikan taman bacaan. Mengalah demi kebaikan bukan berati kalah. Tapi tetap fokus pada tujuan kemaslahatan umat.

Di taman bacaan, mengalah bukan berarti kalah. Diam pun bukan berarti lemah. Tapi hanya cara untuk tetap fokus pada aktivitas literasi dan taman bacaan. Agar tetap fokus menebar manfaat kepada pengguna layanan taman bacaan. Saat dizolimi tidak usah membela diri atau emosi. Tapi cukup dengan menunjukkan karya nyata di taman bacaan. Tidak perlu membela diri apalagi membalasnya. Cukup sabar dan tawakal. Biarkan waktu yang akan membuktikannnya?

Terbukti di TBM Lentera Pustaka, sepanjang 5 tahun berjalan, mengalah menjadi solusi terbaik. Agar tetap menjalankan aktivitas tiada henti di taman bacaan, di samping prestasi pun terus silih berganti. Tamu dan komunitas yang datang berbakti sosial dan membuat event terus berdatangan, donasi buku terus mengalir, dan dukungan CSR korporasi terap berjalan. Jadi, mengalah hanyalah cara agar di kesempatan lain bisa mencapai hal yang lebih besar dan lebih baik.

Taman bacaan, sejatinya hanya melakukan apapun untuk program literasi di taman bacaan. Karena taman bacaan memang tidak pernah berusaha menyenangkan semua orang. Mustahil taman bacaan disenangi semua orang.

Taman bacaan cukup seperti air. Selalu mengalah tapi nggak pernah kalah. Salam literasi #BacaBukanMaen #TamanBacaan #TBMLenteraPustala

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun