Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Lidah Itu Tidak Pernah Menyelesaikan Apapun, Jadilah Literat

17 Oktober 2022   12:39 Diperbarui: 17 Oktober 2022   13:09 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: TBM Lentera Pustaka

Di era media sosial sekarang, banyak orang bijak sebatas kata-kata. Tapi tidak bijak dalam perbuatan atau tindakan. Ngomongnya jago tapi aksinya kosong. Hingga lupa, bahwa ucapan itu tidak lebih baik daripada perbuatan. Makanya ada istilah, ubah niat baik jadi aksi nyata. Agar baik itu bukan hanya omongan tapi perbuatan. Ingat, lidah itu tidak pernah menyelesaikan apapun, jadilah literat!

Sejatinya, omongan itu harus dibuktikan, Bukan hanya ucapan belaka. Karena tindakan adalah realisasi dari niat dan omongan. Untuk apa banyak omong bila tidak ada yang dikerjakan. Segala rupa diomongin. Soal negara, soal kandidat presiden, sampai urusan orang lain pun diomongin. Terus, apa yang sudah dilakukan? Agar negaranya bisa lebih baik, agar lingkungannya jadi lebih keren. 

Jadi pesannya sederhana. Jika tindakan atau perbuatan tidak sesuai dengan kata-kata, lebih baik tidak usah omong apa-apa. Diam lebih baik daripada banyak bicara tanpa aksi. Ajarannya itu, dikerjakan lebih bagus daripada diucapkan dengan baik. Tapi sayang, hari ini banyak orang hanya mampu berkata-kata. Tanpa bisa bertindak untuk untuk membuktikannya.

Semangat untuk selalu bertindak itulah yang selalu direalisasikan di Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor. Demi tegaknya tradisi baca dan budaya literasi masyarakat. Enam hari dalam seminggu selalu melayani program literasi. Mulai dari hari Minggu (Taman bacaan dan berantas buta aksara), Selasa (kelas prasekolah), Rabu (taman bacaan), Kamis (berantas buta aksara dan kelas prasekolah), Jumat (taman bacaan), dan Sabtu (koperasi simpan pinjam dan rapat wali baca). Dari awalnya hanya menjalankan 1 program (taman bacaan), kini setelah 5 tahun berdiri, TBM Lentera Pustaka menjalankan 13 program literasi yang terdiri dari: 1) TABA (TAman BAcaan) dengan 130 anak pembaca aktif dari 3 desa (Sukaluyu, Tamansari, Sukajaya), 2) GEBERBURA (GErakan BERantas BUta aksaRA) dengan 9 warga belajar, 3) KEPRA (Kelas PRAsekolah) dengan 26 anak usia prasekolah, 4) YABI (YAtim BInaan) dengan 14 anak yatim yang disantuni dan 4 diantaranya dibeasiswai, 5) JOMBI (JOMpo BInaan) dengan 12 jompo usia lanjut, 6) TBM Ramah Difabel dengan 2 anak difabel, 7) KOPERASI LENTERA dengan 30 kaum ibu agar terhindar dari jeratan rentenir dan utang berbunga tinggi, 8) DonBuk (Donasi Buku), 9) RABU (RAjin menaBUng), 10) LITDIG (LITerasi DIGital) untuk mengenalkan cara internet sehat, 11) LITFIN (LITerasi FINansial), 12) LIDAB (LIterasi ADAb), dan 13) MOBAKE (MOtor BAca KEliling). Tidak kurang 250 orang pengguna layanan TBM Lentera Pustaka setiap minggunya berada di taman bacaan.

Taman bacaan tidak bisa dibesarkan oleh omongan. Tapi harus dilakukan dan dikerjakan, apapun yang menjadi aktivitasnya. Karena di taman bacaan dan gerakan literasi, tindakan jauh lebih berarti daripada kata-kata. Seperti orang yang jatuh cinta, terkadang pelukan lebih berarti daripada sekadar kata-kata. Agar jangan bijak hanya kata-kata. Tapi jadilah bijak dalam perbuatan.

Literat itu ketika tindakan lebih baik daripada omongan. Ukan omongan justru berbeda dengan yang dilakukan. Jadi bertindaklah sekarang, asal bermanfaat untuk orang lain. Dan percayalah, lidah tidak akan pernah menyelesaikan apapun. Salam literasi #BacaBukanMaen #TamanBacaan #TBMLenteraPustaka

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun