Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Asesor Kompetensi Dana Pensiun - Mantan Wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku diantaranya JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Terima Kasih Tentara, Dirgahayu Ke-77 TNI

5 Oktober 2022   11:27 Diperbarui: 5 Oktober 2022   16:45 459
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dokumentasi Pribadi

Bukan hanya bangga. Tapi sikap Hormat dan apresiasi saya ingin sampaikan ke Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang hari ini berulang tahun ke-77, 5 Oktober 2022. 

Karena hingga kini, TNI telah mampu menjalankan tugas pokoknya  untuk menegakkan kedaulatan negara RI, mempertahankan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dan melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara Indonesia. Tidak ada perang, tidak ada invasi bahkan tidak ada penodaan pertahanan terhadap bangsa Indonesia.

Sebagai anak tantara, saya harus tegas menyatakan TNI patut diapresiasi. Selain loyal kepada negara, TNI mampu menjadi organisasi yang kokoh dan Tangguh untuk menjaga keamanan dan pertahanan bangsa Indonesia. Sekalipun masih ada "pekerjaan rumah" menyangkut kesejahteraan tantara. 

Maklum zaman Bapak saya, tantara tahunya hanya membela negara. Harus meninggalkan keluarga bertahun-tahun ke Timor-Timur, ke Irian Jaya. Bertaruh nyawa walau gajinya tidak seberapa. Uang lauk pauk pun kecil sekali. Begitulah saya dibesarkan oleh seoarang ayah yang tantara.

Tapi saya akui diajar dan dididik oleh seorang tantara sangat membanggakan. Agar selalu punya semangat juang tinggi. Tangguh dan tidak cengeng seperti orang-orang sekarang. TNI tidak mudah baperan, bahkan anti hoaks dan ujaran kebencian. Apalagi menyalahkan orang lain bukan karakter TNI. Teringat nasihat Bapak saya, "tentara itu tidak boleh berpikir macam-macam". Tahunya, membela negara, apapun keadaannya siapapun musuhnya.

Dari situ, saya jadi tahu beda tentara dengan sipil. Kalau tentara itu kerjanya hanya memberi bukti. Diperintah pergi ke mana saja dijalankan. Entah bertempur atau hanya jaga wilayah NKRI. Sementara sipil, mungkin, lebih suka kata-kata dan janji. Segala sesuatu diperdebatkan. Diperintah justru malah berdebat. Kebanyakan diskusi, hingga lupa akan janji.

Sekali lagi, terima kasih TNI. Karena di tubuh tantara, selalu mengalir jiwa ksatria, tegas, dan bijaksana untuk menjaga kedaulatan bangsa dan negara. Pantang menyerah untuk bela negara, bukan merongrong negara. Bila TNI adalah rumah, maka Indonesia itu ibarat pekarangan. Maka setiap tantara, pasti akan menjaga rumah dan pekarangan itu sekaligus. Tanpa pandang bulu, tanpa pikiran macam-macam.

Dididik dengan cara-cara tentara, saya jadi tahu kehebatan tantara. Tinggal di komplek tentara. Jadi kenal senjata, kopel rim, sepatu lars, baret hijau, helm perang, PDL, dan lainnya. Bapak saya pernah bilang, "hidup itu seperti menembak. Arahkan ke depan, jangan hiraukan kiri dan kanan. Fokus hanya pada sasaran tembak, pada tujuan". Ternyata, begitu tantara bekerja.  

Ada yang patut dipelajari dari tantara. Bahwa tentara itu siap bertempur bukan karena dia membenci apa yang ada di depannya. Tapi karena dia mencintai apa yang ada di belakangnya. Kapan saja dan di mana saja. Luar biasa, terima kasih tantara. Selamat ulang tahun TNI. #DirgahayuTNI #TerimaKasihTentara

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun