Adalah fakta hari ini, 7 dari 10 pensiunan di Indonesia mengalami masalah keuangan. Pensiunan yang tidak punya cukup dana untuk membiayai hidup setelah tidak bekerja lagi. Maka wajar, saat ini 7 dari 10 pensiunan yang ada pun hidupnya sangat bergantung kepada anak-anaknya. Itulah realitas kehidupan pekerja di masa tua, di masa pensiun.Â
Sementara itu, ada 130-an juta pekerja di Indonesia saat ini, di sektor formal maupun informal. Tapi sayangnya, hanya 6% saja dari pekerja formal yang sudah memiliki program pensiun. Apalagi pekerja di sektor informal, praktis sangat minim yang punya dana pensiun. Atas dasar itu, sangat penting pekerja mulai mempersiapkan masa pensiunnya sendiri. Mulai merencanakan masa pensiun untuk dirinya sendiri. Karena cepat atau lambat, masa pensiun pasti tiba.
Kenapa setiap pribadi atau pekerja perlu punya dana pensiun?
Jawabnya sederhana, karena setiap pensiunan pasti punya kebutuhan biaya hidup. Sementera di masa penisun sudah tidak punya penghasilan. Lalu, dari mana uang untuk membiayai hidupnya? Karena dana pensiun sangat diperlukan.Â
Sebagai contoh, riset menyebutkan setiap orang yang pensiun membutuhkan dana sekitar 70% s.d. 80% dari gaji terakhir. Bila gaji terakhirnya Rp. 10 juta, maka dibutuhkan uang sebesar Rp. 7-8 juta per bulan untuk biaya hidup di masa pensiun. Itulah yang disebut "replacemen ratio". Pertanyaaannya, dari mana uang tersebut diperoleh sementara kita sudah tidak punya gaji?
Dana Pensiun sangat dibutuhkan setiap orang. Tujuannya, agar memiliki kesinambungan penghasilan di masa pensiun. Atau punya uang yang cukup untuk memenuhi biaya hidup di masa tua. Bahkan untuk mempertahankan gaya hidup di masa pensiun seperti saat masih bekerja. Hanya saja di saat pensiun, siapa pun tidak lagi punya gaji untuk membiayai hidupnya. Maka dana pensiun sangat diperlukan untuk penyambung hidup di hari tua. Sebagai bekal hidup di masa pensiun.
Sangat penting diketahui, ada 5 (lima) alasan kenapa setiap pekerja atau seseorang butuh dana pensiun sebagai perencanaan masa pensiun, yaitu:
1. Biaya hidup yang makin tinggi dari tahun ke tahun, minimal mengikuti laju inflasi.Â
2. Masa kehidupan di masa pensiun yang "panjang" pasti membutuhkan biaya yang besar. Apalagi saat ini angka harapan hidup Indonesia berada di di usia 72 tahun, berarti masih ada 17 tahun masa kehidupan setelah pensiun.
3. Adanya ketidakpastian kondisi keuangan di masa datang.