Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Banyak Gangguannya, Taman Bacaan Ibarat Menanam Jagung

22 Juni 2022   16:21 Diperbarui: 22 Juni 2022   16:23 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Coda deh dibuktikan. Saat kita menamam jagung, pasti rumput atau gulma ikut tumbuh. Tapi ketika kita menanam rumput, maka tidak akan pernah jagung ikut tumbuh. Maka seperti itulah, siapa pun yang berbuat kebaikan. Pasti ada gangguan dan keburukan yang kita tidak inginkan. Tapi bila keburukan yang kita kerjakan, maka tidak akan pernah ada kenbaikan di dalamnya.

Taman bacaan di mana pun, ibarat menanam jagung. Pasti ada saja "rumput liar" yang mengganggu. Selalu saja ada orang-orang yang tidak suka. Sekalipun kita tidak tahu apa sebabnya? Mulai dari melarang anak membaca, bahkan bergibah tentang taman bacaan. Jadi, terselip keburukan di tengah aktivitas kebaikan seperti taman bacaan itu hal biasa. Sangat lumrah. Kan taman bacaan ibarat menanam jagung, pasti ada rumput liar yang mengikutinya.

Maka seperti petani jagung yang tidak pernah berhenti membersihkan "rumput liar" di kebun jagung-nya. Taman bacaan pun demikian, harus selalu membersihkan dari gangguan-gangguan dan keburukan yang ada di depan mata. Minimal, selalu memperbaiki niat dan meningkatkan ikhtiar baik. Agar taman bacaan tetap tumbuh secara sehat dan terbeas dari gangguan pikira-pikiran buruk siapa pun.

Taman bacaan pun membutuhkan proses. Seperti menanam sebutir jagung hingga tumbuh dan berbuah ratusan butir jagung. Tidak ada yang instan saat menanam jagung, Mulai dari menyediakan lahan, bibit, pupuk, obat-obatan, dan perawatan. Maka begitu pula proses yang dilakukan di taman bacaan. Agar nantinya, tetap tumbuh subur dan selalu dijaga ddari "rumput liar" yang mengganggu.

Pohon jagung itu berbuah hanya sekali. Pohonnya pun tidak bercabang. Seperti itu pulalah, taman bacaan tumbuh. Terkadang, kesempatan berbuat baik itu hanya sekali. Karena itu, taman bacaan harus tetap fokus pada tujuannya. Demi tegaknya tradisi baca dan budaya literasi. Taman bacaan adalah jalan kebaikan untuk menabr manfaat kepada banyak orang. Bukankah ajaranhya, "khoirunnas anfauhum linnas", bahwa sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain.

Ibarat menanam jagung, begitulah spirit yang harus dijunjung tinggi pegiat literasi di taman bacaan. Untuk selalu melihat segala sesuatu dari sisi positif, dari sudut pandang yang baik. Sambil tetap memperbaiki setiap proses yang dijalankan. Dan yang terpenting, jangan bosan berbuat baik di taman bacaan. Lebih baik memulai yang baik sekalipun tidak sempurna daripada berdiam diri. Apalagi hanya berpikir dan bertindak buruk dalam melihat apa pun. Salam literasi #TamanBacaan #BacaBukanMaen #TBMLenteraPustaka

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun