Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Asesor Kompetensi Dana Pensiun - Mantan Wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku diantaranya JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Bedah Buku Pak Abdul Chaer, Jangan Kehilangan Rasa Hormat untuk Guru

12 Juni 2022   08:07 Diperbarui: 12 Juni 2022   08:10 426
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Pak Abdul Chaer, dia seorang ahli bahasa dan linguis yang tersisa di masa kini. Dia pula yang mengajari saya saat kuliah S-1 di prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS IKIP Jakarta (kini UNJ). Selain Pak Parera, dia-lah yang "menanamkan benih ilmu " tentang linguistik, semantik, sosiolinguistik, bahkan bahasa sebagai sarana komunikasi ilmiah (basarkomil). Tidak kurang dari 50 buku tentang linguistik, bahasa Indonesia dan budaya Betawi telah dihasilkannya.


Pak Chaer, begitu saya memanggilnya, adalah maestro linguistik yang tersisa di era digital sekarang. Seorang cendekiawan yang sederhana namun ber-ilmu tinggi. Banyak teori tata bahasa praktis dari tangannya yang dijadikan referensi skripsi,  tesis dan disertasi. Sebagai putra asli Betawi, beliau pun sangat peduli terhadap kelestarian budaya Betawi. Harus diakui, saya pun produk "racikan" beliau semasa kuliah. Dan akhirnya, saya menekuni profesi sebagai pengajar di perguruan tinggi, profesional di dana pensiun, dan pegiat literasi hingga kini.
 
Kini, Pak Chaer berusia 82 tahun. Tapi dia tetap aktif menulis padahal draft tulisannya selalu dibuat dengan tulisan tangan. Sosok beliau-lah yang menginspirasi saya sebagai pegiat literasi dan pendiri TBM Lentera Pustaka untuk mengikuti jejaknya, untuk selalu menulis. Saya belajar betul darinya bahwa membaca buku tidak cukup bila tidak mampu dituliskan. Karena sebaik-baik ilmu bukanlah yang dipahami sendiri, melainkan yang mampu dibagikan kepada orang lain. Karena itu, setiap hari pun saya menulis. Bagi saya, menulis adalah nafas bagi pegiat literasi.

Sebagai wujud bakti dan penghormatan kepada beliau, pada tahun 2010 lalu, saya sebagai Ketua IKA BINDO FBS UNJ (Ikatan Alumni Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS UNJ) menginisiasi penerbitan buku "Bunga Rampai Problematika Bahasa Indonesia" di hari ulang tahun Pak Chaer yang ke-70 kala itu. Bersama teman-teman alumni IKA BINDO FBS UNJ, kami mempersembahkan karya yang sulit diulang kembali sebagai "hadiah istimewa" dari murid kepada sang guru, Pak Chaer. Buku, adalah cara murid menghormati gurunya.


Kini sebagai mantan mahasiswa beliau, saya pun akan menjadi pembahas dalam bedah buku peluncuran buku beliau "Abdul Chaer: Linguis Peduli Budaya" pada Jumat 17 Juni 2022 pukul 14.00-16.00 WIB yang dilakukan oleh Pusake Betawi UNJ. Momen ini, buat saya, adalah bentuk penghormatan murid kepada gurunya. Karena siapa pun boleh jadi apa pun. Tapi ketika kehilangan "rasa hormat" kepada guru atau sesama, maka di situ siapa pun telah kehilangan jadi dirinya.

Banyak orang lupa. Satu-satunya "barang" yang tidak bisa dibeli oleh uang, pangkat, harta, bahkan popularitas adalah "rasa hormat". Banyak orang hidup secara fisik tapi sebenarnya mereka "telah mati" akibat hilangnya rasa hormat. Di situlah substansi pentingnya punya rasa hormat kepada siapa pun.  

Jadi benar, hidup itu tidak usah "perfect" tapi cukup dengan "respect". Salam literasi #IKABINDOUNJ #BedahBuku #AlumniMengabdi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun