Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Asesor Kompetensi Dana Pensiun - Mantan Wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku diantaranya JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Apa Gunanya Mata bila Menilai Orang Lain dengan Telinga?

2 Juni 2022   08:12 Diperbarui: 2 Juni 2022   08:13 4315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: TBM Lentera Pustaka

Saat Chand Kelvin (Host Safar RTV) berkunjung ke TBM Lentera Pustaka. Hampir seharian penuh, dia dan crew RTV melihat dengan mata kepala sendiri. Tentang aktivitas literasi di taman bacaan. Mulai dari berantas buta aksara di kebun baca, motor baca keliling, hingga kelas prasekolah. Sebuah aksi peduli sosial yang sudah berjalan 5 tahun di kampung kecil di kaki Gunung Salak. Taman bacaan gratis dan bersifat inklusi untuk semua orang, bahkan anak difabel sekalipun.

Dengan "matanya", Chand Kelvin datang dan ingin membuktikan sendiri aktivitas taman bacaan. Begitu pula tamu-tamu dari jauh dan crew TV lain yang hilir mudik meliput aktivitas TBM Lentera Pustaka. Mata yang ingin melihat dari dekat. Tentang aksi kepedulian sosial, perbuatan baik atas nama kemanusiaan. Agar anak-anak dekat dengan buku bacaan, agar ada tempat belajar dan interaksi sosial yang positif. Mata-mata yang kian terbuka. Bahwa masih ada tempat perbuatan baik yang bisa jadi ladang amal banyak orang, dari mana pun. Tanpa membedakan latar belakang, apalagi status sosial. Semua sama di taman bacaan. (Video Mata Chand Kelvin - https://www.youtube.com/watch?v=ASEWjRBOiw8)

Mata Chand Kelvin kian terbuka di taman bacaan. Tapi tetap ada "mata yang tertutup" melihat kebaikan. Itu lazim dan lumrah sekali, Apalagi bagi orang-orang yang hatinya buta, pasti matanya pun buta. Banyak orang lupa, mata itu lebih jujur daripada kata-kata yang terucap lewat mulut. Maka untuk siapa pun, selagi masih punya mata. Jangan kenali seseorang dengan telinga. Lalu kok bisa, menilai orang dari telinga. Jadi untuk apa matanya?

Di taman bacaan itu, perbuatan baik itu datang dari mata ke hati. Bahkan bisa berubah jadi air mata karena rasa haru orang-orang yang memang membutuhkan uluran tangan kita. Sementara keburukan dan kebencian itu lebih banyak datang dari telinga dan mulut yang turun ke hati. Mulut kotor, telinga kotor maka kotor-lah hatinya.

Maka esok, gunakan lebih banyak mata untuk melihat realitas. Jangan gunakan telinga untuk menilai orang lain, sementara kita tidak tahu banyak tentang apa pun. Lalu, apa gunanya MATA bila kamu menilai seseorang hanya dengan menggunakan TELINGA? Salam literasi. #MataChandKelvin #TBMLenteraPustaka #BacaBukanMaen #TamanBacaan

====
FB: Lentera Lentera - Insta: @tbmlenterapustaka.official - Web: tbmlenterapustaka.com - HP: 081285683535

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun