Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Taman Bacaan Tidak Terkesan pada Uang dan Jabatan tapi pada Kepedulian Anda

27 Mei 2022   10:05 Diperbarui: 27 Mei 2022   10:29 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: TBM Lentera Pustaka

Kata kawan saya, hidup itu ada batasnya. Sabar juga ada batasnya. Iya benar sekali, karena itu sudah kodrat manusia kan. Tapi kawan yang lain bilang, bahwa mimpi itu tidak ada batasnya. Bahkan sekolah dan pendidikan pun tidak ada batasnya. Jadi, yang benar mana? Ada batas atau tidak ada batas sih?

Mungkin sebagian orang lupa. Bahwa persoalannya bukan di batas. Tapi di ikhtiar. Soal apa yang sudah kita perbuat? Terus bila terbatas, maksudnya kita tidak perlu lakukan apa pun gitu? Atau bila tidak ada batas pun, apa yang bisa dikerjakan untuk orang lain? Jadi, bukan soal batasnya. Tapi soal ikhtiarnya.

Seperti di taman bacaan pun demikian. Jangan menuding minat baca anak rendah. Bila belum mampu sediakan akses bacaan ke anak-anak. Karena memang, tidak ada kok anak yang tidak mau membaca. Tapi masalahnya, harus ke mana dan di mana bila anak-anak itu mau membaca buku? 

Orang-orang dewasa sering lupa. Bahwa anak-anak itu lahir dengan desain yang baik dari Allah SWT. Mereka dirancang untuk jadi manusia bermanfaat dan berkualitas. Tapi sayang, kesempatan itulah yang langka dan jarang didapatkan anak-anak. Apalagi yang di kampung-kampung.

Prestasi dan kesuksesan sekalipun, sejatinya hanya bisa diraih bila tersedia akses-nya. Tidak cukup hanya kerja keras, apalagi angan-anagn belaka. Kebiasaan membaca pun hanya terjadi bila ada akses bacaannya. Maka penting untuk siapa pun, bersinergi dalam menghilangkan batasan-batasan itu. Termasuk membuang Batasan dalam diri sendiri, diri siapa pun. Fokuslah pada akses dan membangun peradaban yang lebih baik. 

Literasi dan taman bacaan itu tidak ada batas. Asal mau berbuat dan mengabdi memperbaiki keadaan umat, keadaan lingkungan. Karenanya, saya tidak pernah terkesan dengan uang, posisi, atau gelar yang Anda miliki. Saya hanya terkesan dengan cara Anda peduli dan bertindak nyata untuk orang lain. Sekalipun hanya di taman bacaan.

 

Di taman bacaan hampir tidak ada batas. Membaca sambil ngobrol pun boleh. Main pun bisa. Asal jangan gibah atau ngomongin orang hanya berani di belakangnya. Itulah batas yang sesungguhnya. Maka di mana pun, bertindak baik itu tidak ada batas. kecuali orangnya sendiri yang harus tahu batasannya. Salam literasi #TamanBacaan #TBMLenteraPustaka #BacaBukanMaen

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun