Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Asesor Kompetensi Dana Pensiun - Mantan Wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku diantaranya JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Memaknai Harkitnas, Baik Itu Dijalanin Bukan Dikomentarin

20 Mei 2022   10:35 Diperbarui: 20 Mei 2022   11:27 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Koleksi Pribadi

Tanggl 20 Mei selalu diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional. Bangkit itu berarti "bangun lalu berdiri ...". Maka ada makna tersirat di situ. Bangkit dari apa dan berdiri untuk apa? Sementara kita tidak lagi berhadapan dengan penjajah. Tidak pula sedang berperang dengan musuh nyata.

Mungkin yang paling pas. Bukan lagi kebangkitan nasional tapi kesadaran nasional. Bangkit untuk membangun kesadaran nasional. Sadar sebagai sebuah bangsa. Untuk selalu menjaga kebersamaan dan keutuhan. Berpihak pada kemanusiaaan dan kepedulian. Tidak melulu soal politik, kekuasaan atau gaya hidup. Sadar agar tidak tergerus nafsu dunia.

Maraknya hoaks, ujaran kebencian bahkan saling hujat, apalagi di media sosial, jadi bukti pentingnya kesadaran nasional. Sadar untuk lebih fokus pada solusi bukan masalah. Sadar mencermati ide dan gagasan bukan orang yang bicara. Sadar untuk meniadakan emosi dan menjauhi kepentingan pribadi. Sadar untuk memajukan bukan menyalahkan.

Hari Kebangkitan Nasional harus jadi momen untuk membangun kesadaran nasional. Sadar atas apa yang sudah diperbuat dan bagaimana ke depannya? Karena "sadar" itu artinya insaf; merasa; tahu dan mengerti (kata sifat) atau ingat kembali (kata kerja). Maka siapa pun, harus menyadari, menginsafi, atau memahami keadaan yang sesungguhnya. Agar tetap objektif dan berpihak pada realitas.

Di zaman begini. Siapa pun pasti punya pilihan. Apa pun dan untuk apa pun. Maka tiap pilihan harus dilandasi kesadaran. Minimal, memilih untuk memulai sesuatu yang baik hari ini. Bertumpu pada solusi bukan masalah. Sesuatu yang baik dijalanin bukan dikomentarin. Karena bila tidak, maka nantikanlah penyesalan di hari esok.

Kebangkitan nasional itu ya kesadaran. Sadar atas pilihan, sadar pula atas konsekuensinya. Sadar bahwa hidup tidak sendirian. Tapi untuk kebersamaan. Bangsa Indonesia itu punya potensi ke depan yang lebih baik. Bukan hanya mempersoalkan masa lalu yang buruk seakan tidak bisa diperbaiki. Bukankah memperbaiki hari esok lebih baik daripada menyalahkan hari kemarin yang buruk.

Jadi, apa pun kondisinya, Tidak usah risau. Lakukan saja yang baik untuk bangsanya sendiri. Untuk selalu ikhtiar dan sabar menjalaninya. Perbaiki niatnya dan sungguhkan doanya. Insya Allah, semuanya akan baik dan lebih baik. Apa pun yang gagal kemarin akan berhasil. Apa pun yang patah akan pulih, Apa pun yang kurang akhirnya akan lebih. Bahkan siapa pun yang sakit akan sembuh, siapa pun yang sedih akan gembira. Karena hakikatnya, Allah SWT selalu ada untuk umantnya dan bangsanya. Bahwa apa yang ada dan dimiliki hari ini memang sangat pantas untuk kita.

Kebangkitan nasional itu momen bersama untuk sadar nasional. Sadar, sadar, lalu sabar. Selamat Hari Kebangkitan Nasional. Begitulah sedikit memaknai Hari Kebangkitan Nasional di Taman Bacaan. Salam literasi #Harkitnas #TamanBacaan #PegiatLiterasi #TBMLenteraPustaka

Sumber: TBM Lentera Pustaka
Sumber: TBM Lentera Pustaka

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun