Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 49 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tak Ada Gading yang Tak Retak, Kenapa Memburu Jadi Orang Perfeksionis?

20 April 2022   04:30 Diperbarui: 20 April 2022   04:35 1678
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: TBM Lentera Pustaka

Tak ada gading yang tak retak, begitu kata peribahasa. Artinya tidak ada sesuatu yang sempurna. Tiada seorang pun di dunia ini yang tidak ada salahnya. Karena kesalahan bukanlah kegagalan. Tapi bukti bahwa seseorang telah melakukan sesuatu. Siapa pun yang tidak pernah mengenal kesalahannya, maka ia tidak akan pernah mengenal kebaikan dirinya sendiri.

Tapi sayangnya hari ini, betapa banyak orang berlomba-lomba untuk tampil sempurna. Berjuang keras untuk jadi perfeksionis. Apalagi di media sosial. Sehingga merekayasa diri dan menutupi pikiran dan perilaku buruknya. Hingga lupa, ingin tampil sempurna itu sangat menyiksa. Bertekad menjadi orang perfeksionis itu sia-sia. Hanya berharap pujian dari orang lain. Tak ada gading yang tak retak.

Seperti aktivitas literasi di taman bacaan pun, tidak ada yang sempurna. Pegiat literasi pun bukan orang tidak luput dari kesalahan. Koleksi buku yang segitu-segitu saja. Jumlah pembaca yang tidak kurun bertambah. Bahkan taman bacaan dari sejak berdiri hingga sekarang pun masih sama saja. Itu semua bukti tidak sempurna. Maka pegiat literasi dan taman bacaan tidak perlu berkecil hati. Tetaplah berproses dan terus ikhtiar sebaik mungkin. Hingga taman bacaan pun mampu menemukan jalan terbaiknya sendiri. 

Tak ada gading yang tak retak. Itu hanya peribahasa, isinya nasihat. Pesan baik untuk direnungi maknya dan diambil hikmahnya. Peribahasa pun bisa jadi peringatan. Agar tidak terlalu "menuhankan" otak atau pikiran. Agar tidak mudah menyalahkan orang lain lalu lupa kesalahannya sendiri. Dan merasa menjadi orang selalu benar dan membenarkan perilakunya.

Di balik peribahaa "tak ada gading yang tak retak", ada pelajaran untuk tidak perlu malu mengakui kesalahan. Karena salah adalah sifat yang manusiawi. Dengan mengakui kesalahan, maka siapa pun tahu konsekuensinya dan mau berusaha untuk memperbaiki diri. Sebaliknya pula, siapa pun tidak perlu mencela atas kesalahan atau kekurangan orang lain. Karena setiap orang dilahirkan sepaket dengan kelebihan dan kekurangannya. Jadi untuk apa focus pada kesalahan orang lain tanpa mau membantu memperbaikinya. Tak ada gading yang tak retak pun mampu jadi spirit setiap orang untuk tidak usah terlalu sedih jika ikhtiar dan perbuatan baik yang dilakukan masih saja dianggap kurang oleh orang lain, termasuk aktivitas yang ada di taman bacaan. 

Ingatlah selalu, tak ada gading yang tak retak. Tidak ada manusia yang tak berdosa. Tidak ada usaha tanpa gagal, dan tak ada senyum tanpa tangis. Maka jangan terlalu banyak mengeluh apalagi menyudutkan diri sendiri. Karena sejatinya, setiap kesalahan atau kekurangan pasti memberi pelajaran untuk terus memperbaiki diri. Agar mampu menjadikan sesuatu lebih baik daripada sebelumnya.

Dan bila salah terjadi pun, tidak usah sungkan untuk menyatakan "mohon maaf lahir dan batin". Sebagai hikmah dari ibadah puasa yang telah dijalankan. Salam literasi #TamanBacaan #PegiatLiterasi #TBMLenteraPustaka

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun