Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Dosen UNJ dan TBM Lentera Pustaka Jajaki Riset dan Pengembangan Kampung Wisata Literasi di Bogor

28 Januari 2022   19:41 Diperbarui: 28 Januari 2022   19:43 506
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: TBM Lentera Pustaka

Pengembangan kampung wisata literasi berbasis riset dan pemberdayaan masyarakat tergolong belum banyak dilakukan. Sementara kebutuhan wisatawan akan produk wisata berbasis kearifan lokal pun terus meningkat. Untuk menjawab tantangan tersebut, tim dosen UNJ dan TBM Lentera Pustaka menjajaki kerjasama riset dan pengembangan kampung wisata literasi di Bogor (28/1/2022). Melalui konsep ini, nantinya masyarakat diharapkan mendapatkan alternatif liburan berbasis literasi yang berkualitas, menyenangkan dan tidak meninggalkan jejak pendidikan serta kearifan lokal.

Penjajakan kampung wisata literasi dilakukan oleh tim dosen UNJ terdiri dari Hery Budiawan (Prodi Pendidikan Musik), Rahmat Darmawan dan Lala Siti Sahara (Prodi Perjalanan Wisata) sebagai wujud kontribusi kampus dalam penguatan gerakan literasi, di samping upaya pemberdayaan masyarakat di daerah prasejahtera. Diterima langsung Syarifudin Yunus, Pendiri TBM Lentera Pustaka yang sekaligus alumni Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS UNJ, komitmen bersama akan diwujudkan dengan melakukan riset demografi dan potensi daerah Desa Sukaluyu Kec. Tamansari Bogor. Agar menjadi landasan dalam penyusunan grand desain kampung wisata literasi.

Selain untuk meningkatkan kegemaran membaca anak-anak di tengah gempuran era digital, Kampung Wisata Literasi di Bogor ini pun akan melibatkan partisipasi masyarakat lokal dalam mengelola kampung wisata sehingga tercipta "ekonomi berbagi" (sharing economy) sehingga dapat menyejahterakan masyarakat secara nyata. Berbagai gagasan kampung wisata literasi yang didiskusikan tim dosen UNJ dan TBM Lentera Pustaka, antara lain: wisata zona baca, wisata tracking alam, wisata belajar berkebun, wisata belajar angklung, wisata adab, wisata kearifan lokal Sunda, dan wisata pendidikan yang memerdekakan dengan dilengkapi workshop dan home stay. Karena itu, studi penjajakan untuk pengembangan potensi wisata dan partisipasi masyarakat akan dilakukan terlebih dahulu.

"TBM Lentera Pustaka sangat menyambut baik penjajakan tim dosen UNJ untuk mengembangan kampung wisata literasi di Desa Sukaluyu. Inilah kolaborasi yang diperlukan oleh taman bacaan dari kalangan kampus seperti UNJ. Agar ada solusi nyata atas "kebuntuan" masyarakat tentang cara untuk berdaya, secara ekonomi dan sosial. Minimal, jangan ada lagi anak putus sekolah" ujar Syarifudin Yunus, Pendiri TBM Lenytera Pustaka.

Harapannya, UNJ pun dapat menjadikan gagasan Kampung Wisata Literasi ini sebagai laboratorium pendidikan yang memerdekakan berbasis partisipasi masyarakat dan nilai-nilai kearifan lokal. Karena partisipasi masyarakat akan menjadi kunci sukses pemberdayaan masyarakat. Selain meningkatkan rasa memiliki (sense of ownership), kampung wisata literasi pun dapat memacu ekonomi kreatif dan pendidikan karakter anak-anak.

Sementara di luar sana, banyak kawasan wisata yang dilihat secara komersial. Sehingga masyarakat setempat ditinggalkan dan berakibat esensi partisipasi menjadi hilang. Maka pemberdayaan masyarakat pun gagal. Penjajakan melalui riset kampung wisata literasi itulah yang dikedepankan. Agar bisa dihasilkan desain wisata literasi yang berdaya dan kolaboratif. Karena itu basis pengembangan kampung wisata literasi akan bertumpu pada 4 landasan, yaitu: 1) apa yang dilihat (something to see), 2) apa yang dilakukan (something to do), 3) apa yang dibeli (something to buy), dan 4) apa yang dipelajari (something tio learn).

Kampung wisata literasi ini, nantinya diharapkan dapat menjadi "jalan baru" menggerakkan budaya literasi masyarakat Indonesia sebagai penyeimbang anak-anak Indonesia yang hari ini rata-rata menghabisakan waktu minimal 4,5 jam sehari untuk bermain gawai. Agar gawai tidak dijadikan orang tua dalam hidupnya. Salam literasi #TamanBacaan #PegiatLiterasi #TBMLenteraPustaka

Sumber: TBM Lentera Pustaka
Sumber: TBM Lentera Pustaka

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun