Omicron jadi varian baru. Covid-19 masih mewabah. Entah sampai kapan akan berakhir? Ikhtiar sudah, doa pun sudah. Sudah berapa ribu saudara-saudara kita terenggut nyawa. Tahun lalu masih jumpa dan bercanda tapi hari ini sudah tiada. Sungguh, hidup di zaman begini. Tidak cukup hanya jadi orang yang waras. It's not enough to be sane person, boss!
Â
Adalah Prof. David Hawkins yang menyebut bahwa "Banyak orang sakit karena di dalam dirinya tidak ada hati yang penuh dengan kasih sayang yang tulus dan ikhlas kepada sesama. Minimnya perbuatan baik sehingga yang tersisa hanya kesedihan dan deraian air mata". Hilangnya kepedulian dan perbuatan baik. Sebab itulah, seseorang mudah terserang penyakit.Â
Â
Sungguh, tidak cukup jadi orang yang waras semata. Karena faktanya, banyak orang fisiknya sehat tapi hatinya sakit. Kata Prof. David Hawkins didapati kebanyakan orang sakit selalu menggunakan pikiran negatif. Gagal melihat orang lain dari sisi positif. Sehingga energi kasih sayang-nya pupus. Maka akhirnya sakit batin-nya, bukan lahir-nya.
Zaman memang makin maju, makin digital. Tapi sayang, pikiran dan emosi hidupnya makin negatif. Ciri-cirinya gampang, sehari-hari hidupnya mengeluh. Gemar menyalahkan orang lain. Kepo hingga menggibahi orang lain. Bahkan menanamkan benci, iri, dan dendam kepada orang lain. Hingga akhirnya meruntuhkan pikiran positif. Lalu menjauhkan diri dari perbuatan baik, terisolasi dari ikhtira membantu orang lain yang membutuhkan uluran tangannya.
Maka, it's not enough to be sane person. Tidak cukup hanya menjadi orang waras. Karena orang waras hanya mencari ilmu agar pintar. Tapi lupa mengamalkannya untuk orang lain. Orang waras bekerja hanya untuk menjadi kaya. Tapi lupa sedekah dan zakat untuk membantu orang miskin.Â
Orang waras bercita-cita naik pangkat dan punya jabatan. Tapi pangkat dan jabatannya tidak bermanfaat untuk orang lain. Akibat kepeduliannya sudah pergi. Lagi-lagi, terlalu mudah sakit.Â
Â
Suka tidak suka, pikiran dan emosi negatif yang dipelihara orang-orang waras itu telah menguras energi kehidupannya sendiri. Sedikit-sedikit mengeluh atau mencari salahnya orang lain. Hidupnya terkuras dengan pikiran jelek, tanpa mau meluagkan waktu untuk berbuat baik secara nyata. Maka orang seperti itu, sangat mudah mengidap berbagai penyakit yang kian canggih.
Â