Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Barakallah Fii Umrik Farid Nabil Elsyarif, Segalanya Dapat Berubah dan Berbuah

3 Januari 2022   10:12 Diperbarui: 3 Januari 2022   10:23 440
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Adalah kewajiban orang tua menasihati anaknya. Apapun alasannya, karena anak bukan saja karunia Allah SWT. Melainkan amanah yang harus diekali akhlak yang baik. Maka tanggung jawab orang tua untuk selalu mendidik dan menasihat di setiap waktu. Karena nasihat orang tua tidak akan pernah tergantikan oleh pendidikan anak setinggi apapun.

 

Patut disadari, dalam hubungan orang tua dengan anak. Spiritnya, bukan tentang apa yang orang tua tinggalkan untuk anak-anaknya. Melainkan tentang apa yang ditinggalkan dalam diri anak-anaknya. Tentang akhlak dan adab dalam kehidupan. Karena sejatinya, ada di atas ilmu. Tidak ada guna ilmu setinggi apapun, bila adab (agama) diabaikan. Karena zaman now, banyak orang berani menentang agama, menebar aib, memusuhi bahkan tidak menjalankan kewajiban agama. Sungguh karena tidak punya akhlak, tidak menjalankan adab.

Maka di momen itulah, saya menulis catatan ini sebagai "hadiah ulang tahun". Untuk anak ke-2 saya tercinta, Farid Nabil Elsyarif yang hari ini 3 Januari 2022 berulang tahun ke-20. Happy milad ya Nak, semoga sehat selalu dan makin ma'iyatullah; makin dekat bersama Allah SWT.  Dan bisa segera selesai studi di Prodi Aktuaria FMIPA Uiversitas Brawijaya (UB) Malang pada waktunya ya. Insya Allah tahun 2023 di wisuda ya Nak.

Abi masih ingat Nak. Saat 5 tahun lalu di tanggal yang sama, saat kita berada di Mekkah Al Mukaromah. Kamu pergi subuhan dan mendekat ke pintu Ka'bah dan  berdoa di Multazam. Betapa bersyukur-nya Abi, punya anak Farid. Sebagai anak tengah, kakak dari Farah dan adik dari Fahmi. Selalu berikir positif, berperilaku baik, tetap sabar dan penuh syukur. Sejak meninggalkan rumah untuk sekolah di SMAN CMBBS Pandeglang hingga kini kuliah di Malang. Abi tidak pernah lelah beruvap "Alhamdulillah ya Allah".

Di hari ulang tahun Farid hari ini. Abi hanya bisa menulis dan berkirim doa sebagai nasihat seorang Abi untuk anaknya. Agar bisa dibaca kapan pun dan di mana pun. Tulisan yang tidak lekang oleh waktu. Sebagai wujud pelukan cinta seorang ayah kepada anaknya. Sebagai pesan moral, bahwa tujuan hidup adalah saat kamu mampu menggapai tempat terhormat di akhirat kelak, berbekal akhlak kehidupan dunia yang baik.

Maka di usia 20 tahun ini Nak. Sudah banyak perjalanan manis dan pahit yang kamu lewati. Semua itu adalah realitas, dan tidak akan pernah terjadi tanpa izin Allah SWT. Maka ambillah hikmahnya. Sebagai cambuk untuk menjadi lebih baik di waktu-waktu tersisa. Di samping tetap bersandar kepada Allah SWT, bukan kepada manusia apalagi teman-teman. Karena apapun yang terjadi pada manusia, ada sosok tunggla yang tidak boleh diabaikan yaitu Allah SWT. Maka jadikan dalam hidup "Allah dulu, Allah lagi, dan Allah terus".

Izinkan Abi bernasihat di haru ulang tahun ke-20 Farid ya. Bahwa di balik cinta Abi ke Farid selalu ada pesan kehidupan. Bahwa Abi tidak akan memberikanmu harta, selain ia hanya alat untuk ke akhirat. Abi pun tidak memberikanmu tahta, selain untuk jembatan untuk ke akhirat. Dan Abi pun tidak memberikanmu mahkota, karena ia hanya selimut menuju akhirat.

Maka ketahuilah Nak. Hidup di dunia itu sementara saja, tapi hawanya panas. Tetaplah eling lan waspada. Tetaplah berpegang kepada Allah SWT dan dan jangan pernah menyia-nyiakan waktu karena ia tidak mungkin kembali lagi. Hidup di dunia pun semu, tapi aromanya menggelegar. Bahkan bisa mengubah manusia jadi setan. Bisa merusak akibat nafsu status sosial dan harta. Dunia yang bujuk rayunya memabukkan siapapun. Mereka yang tidak punya akhlak, tidak punya adab.

Apapun keadaanmu Nak. Tetaplah jadi orang yang kuat tanpa melemahkan. Jadilah orang yang sabar tanpa gegabah. Jadilah orang yang ikhlas tanpa menyanjung harga diri. Jadilah orang yang ikhlas tanpa lupa ikhtiar baik. Tetaplah istiqomah dalam hidup untuk dekat dengan Allah SWT. Agar kamu jadi anak yang soleh dan bermanfaat bagi orang lain. Kuburlah kisah masa lalu yang buruk sebagai hikmah Dan taburlah hidup di hari esok dengan benih kebaikan dan kebenaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun