Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mumpung Tahun Baru, Jangan Membenci Buku

2 Januari 2022   07:57 Diperbarui: 2 Januari 2022   08:00 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: TBM Lentera Pustaka

Bahwa untuk apa membenci, apalagi menghakimi atau menghujat. Bukankah buku hadir untuk menebar kebaikan. Bukankah taman bacaan untuk memperbaiki peradaban manusia. Maka sama sekali tidak perlu ada benci atau amarah untuk buku. Karena buku adalah realitas. Untuk menjadikan pembacanya lebih baik ke depannya.

Di zaman begini, buku-buku menegaskan hukum "duduk sama rendah berdiri sama tinggi". Buku tidak kenal harta, tidak kenal pangkat dan jabatan. Buku pun tidak peduli orang sekolahan atau rumahan. Siapa pun di depan buku, akan terduduk sama rendah, berdiri pun sama tinggi. Kamu orang kaya tapi tidak membaca buku, maka tidak ada manfaat kekayaanmu. Kamu orang pintar tapi tidak membaca buku, maka otakmu bekerja tanpa hati. Bukankah "khoirunaass anfauhum linnaass", sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat untuk orang lain.

Maka jangan membenci buku. Karena buku tidak pernah membenci orang yang membacanya atau tidak membacanya.  Persis seperti agama pun tidak pernah membenci sesama saudara yang beragama maupun agama lainnya. Karena agama itu dijadikan amal perbuatan. Bukan alat untuk menilai dan menghakimi orang lain. Surga agama itu ada di akhlak dan amal perbuatan, bukan dari omongan. 

  

Buku itu cara untuk menempuh jalan hidup yang lebih baik. Buku yang mengajarkan siapapun untuk selalu berhati-hati dalam bertindak. Buku yang mengingatkan siapapun untuk bersikap lebih manfata. Di mana pun, kapan pun, dan atas sebab apapun.

Dan yang paling penting, buku adalah sarana manusia melatih diri untuk terus memperbaiki diri dan menerima realitas. Agar kian dekat pada Allah SWT. Karena buku adalah dakwah. Jadi jangan membenci buku. Tapi perbaiki diri kamu sendiri bukan bukunya. Salam literasi #TamanBacaan #PegiatLiterasi #TBMLenteraPustaka

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun