Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Program Spiritual Journey LMT EE PLN Donasikan Laptop dan Infocus ke TBM Lentera Pustaka

2 November 2021   17:26 Diperbarui: 2 November 2021   18:30 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai wujud kepedulian sosial dan pendidikan anak-anak, program "spiritual journey" LMT EE2 Batch 8 tahun 2021 PT PLN (Persero) memberikan donasi berupa 1 buah infocus projector, 3 buah CPU iCore3, dan 2 buah laptop iCore5 kepada Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak (2/11/2021).  Selain menjadi legacy, donasi peralatan yang dibutuhkan taman bacaan ini pun menjadi aksi nyata tanggung jawab sosial peserta LMT EE PLN kepada sektor pendidikan nonformal.

Sebelumnya pada 26-27 Oktober 2021, Syarifudin Yunus sebagai Pendiri TBM Lentera Pustaka terpilih sebagai "sosok inspiratif" dalam program Spiritual Journey" Executive Education PLN. Lalu berbagi kisah perjalanan suka duka membangun taman bacaan di Desa Sukaluyu yang rata-rata tingkat pendidikan masyarakat-nya 91% sebatas SD. 

Dari program yang dikomandoi BOTS ini, peserta LMT EE PLN pun merasa tersentuh dan ikut berempati atas ikhtiar TBM Lentera Pustaka dalam menekan angka putus sekolah, termasuk memberantas buta aksara dan menjadi taman bacaan yang ramah difabel.

"Apa yang dijalankan Pak Syarif di TBM Lentera Pustaka patut menjadi teladan. Karena itu, kami peserta LMT EE PLN memberikan legacy peralatan yang dibutuhkan taman bacaan ini. Agar dapat menjalankan aktivitas literasinya lebih optimal" ujar salah seorang peserta saat menyampaikan legacy secara virtual.

Donasi infocus, CPU, dan laptop LMT EE PLN nantinya akan digunakan oleh TBM Lentera Pustaka untuk menjalankan aktivitas literasi digital, administrasi sekretariat taman bacaan, dan program menonton film edukasi melalui youtube. 

Hal ini sekaligus jadi bukti peserta LMT EE PLN pun mengalami "perjalanan spiritual" di taman bacaan yang luar biasa inspiratif. Hingga akhirnya, TBM Lentera Pustaka dipandang layak mendapat "legacy" atas pengabdian dan perbuatan baik yang ditebarkan kepada masyarakat.

Donasi "Spiritual Journey" LMT EE PLN pun menjadi bukti hadirnya tanggung jawab sosial kalangan profesional terhadap taman bacaan yang berproses. Taman bacaan yang selalu berkegiatan dan menjalankan program aksi nyata yang dapat dirasakan langsung manfaatnya oleh masyarakat. 

Sebut saja, taman bacaan "from zero to hero". Seperti yang terjadi di TBM Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor. Saat berdiri 4 tahun lalu, TBM Lentera Pustaka hanya punya 1 program yaitu taman bacaan dengan 14 anak pembaca. Tapi siapa sangka di tahun 2021 ini, TBM Lentera Pustaka memliki 12 program literasi yang luar biasa, yaitu:

1. TABA (TAman BAcaan) dengan 160 anak pembaca aktif dari 3 desa (Sukaluyu, tamansari, Sukajaya). Dengan waktu baca 3 kali seminggu, kini setiap anak mampu membaca 5-8 buku per minggu.

2. GEBERBURA (GErakan BERantas BUta aksaRA) yang diikuti 9 warga belajar buta huruf dengan waktu belajar 2 kali seminggu dan kini terbebas dari belenggu buta aksara

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun