Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Manusia Tidak Literat, Memang Seberapa Sengsara Hidup di Dunia?

19 September 2021   07:24 Diperbarui: 19 September 2021   07:32 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: TBM LenteraPustaka

Jangan tutupi bumi yang luas dengan daun yang kecil. 

Seperti kasus korupsi yang menjerat Bupati Probolinggo dan suaminya. Ada lagi Bupati Banjarnegara, Mantan Mensos yang korupsi bansos, dan baru-baru ini Pak Alex Noerdin saat dinyatakan sebagai tersangka kemarin. Sebelumnya, entah sudah berapa banyak pejabat atau politisi yang dibekuk OTT KPK. Kenapa mereka korupsi, apa mereka tidak punya cukup uang? 

Itulah yang disebut "DAUN yang kecil menutupi BUMI yang luas". 

Kurang bersyukur atas nikmat karunia dan anugerah yang Allah SWT berikan. Terlalu nafsu atas kekuasaan. Terjebak pada gaya hidup dan nafsu kesenangan sesaat di dunia. Salah menggunakan amanah rakyat. Bukan menyejahterakan malah menyesatkan. Manusia yang lupa bersyukur dan lupa arti hidup di duia untuk ke akhirat. Bumi yang luas ditutup daun yang kecil.  

Manusia sering lupa. Bahwa bumi itu luas, daun itu kecil.

Anugerah Allah itu tidak terbatas. Rezeki Allah pasti ada untuk setiap hamba-Nya.  Setiap makhluk sudah punya "jatah" masing-masing. Karena bumi itu luas dan akan memberi apapun yang dibutuhkan manusia. Sementara uang, harta, pangkat jabatan, bahkan popularitas itu cuma selembar daun. Terlalu mudah hilang, mudah habis. Seperti daun yang mudah dipetik atau jatuh ke bawah. Jadi, mana mungkin selembar "daun yang kecil" bisa menutupi "bumi yang luas" ini?

Adalah fakta di masa kini dan di era bergaya hidup ini. Banyak daun yang kecil akhirnya menutupi bumi yang luas. Karena daun itu menempel di pelupuk mata manusia. Sehingga tertutuplah bumi dari pandangan mata yang sempir. Semua jadi gelap dan gagal melihat jalan yang lurus lagi terang. Selembar daun yang menggelapkan tatapan mata terhadap bumi yag luas. Korupsi, maling, merampok, mengambil yang bukan hak-nya, bahkan menyusahkan orang ain.

Anehnya, para koruptor dan teman-temannya itu selalu bilang. Di depan public di TV-TV. Bahwa hidup di dunia cuma sementara. Jabatan dan kekuasaan sebagai Amanah rakyat. Tapi sayangnya, mereka pula yang melanggar omongannya sendiri. Karena "daun yang kecil menutupi bumi yang luas".

Begitulah kehidupan manusia. Ketika daun yang kecil menutupi bumi yang luas. Maka hari-harinya diisi keluh kesah. Seolah hidupnya merana dan berjiwa "korban". Hingga lupa bersyukur. Hidupnya berubah jadi mudah menyalahkan orang lain. Gemar menebar kebencian, gibah, hingga penuh sentiment dalam hidup. Berpikir negatif dan merasa paling benar. Saat manusia bermentalitas "korban", berjiwa menderita. Itu bumi yang luas ditutupi daun yang kecil.

Sungguh di dekat kita. Banyak manusia berjiwa "daun yang kecil menutupi bumi yang luas". Mereka yang tidak bersyukur lalu menghalalkan berbagai cara. Tidak peduli orang lain susah. Asal dia senang sendiri. Itulah contoh manusia yang tidak literat. Manusia yang gagal menjalankan amanah untuk menebar kebaikan dan bermanfaat untuk orang lain. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun