Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Asesor Kompetensi Dana Pensiun - Mantan Wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku diantaranya JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

67% Buku Taman Bacaan dari Donatur, Pemerintah Patut Hidupkan Free Cargo Literacy (FCL)

23 Agustus 2021   15:21 Diperbarui: 23 Agustus 2021   20:52 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: TBM Lentera Pustaka

Saat ditanya, dari mana taman bacaan Anda memperoleh buku-buku bacaan?

Ternyata, pengelola taman bacaan menjawab 66,7% dari donatur, 23,5% membeli sendiri, 3,9 dari Pemerintah, dan 5,8% dari lain-lain. Itu dapat dikatakan 7 dari 10 buku di taman bacaan adalah pemberian donator. Begitu simpulan Survei Tata Kelola Taman Bacaan yang dilakukan TBM Lentera Pustaka (Juni 2019) di 33 lokasi pengelola TBM di Indonesia.

Bila jumlah koleksi buku adalah syarat bertahannya taman bacaan di era digital. Maka donasi buku dari siapapun ke taman bacaan memiliki peran penting. Karena buku adalah napas taman bacaan. Tanpa buku, sangat sulit taman bacaan di mana pun dapat eksis dan bertahan hidup. Karena itu, kampanye "donasi buku" patut menjadi atensi pengelola taman bacaan. Bahkan seluruh pihak dan komunitas yang peduli taman bacan pun perlu menyuarakan pentingnya donasi buku ke taman bacaan.  

Sejatinya, bila tidak mampu berbagi harta. Cukup berbagi buku atau peduli ke taman bacaan. Maka, donasikanlah buku Anda ke taman bacaan.

 Bila 66,7% koleksi buku taman bacaan dari donatur, sedangkan 3,9% dari Pemerintah. Maka ada sinyal kuat, bahwa perputaran dan distribusi ke taman bacaan pastinya menggunakan jasa pengiriman. 

Dalam konteks inilah, peran pemerintah harus komitmen untuk "menghidupkan kembali" program Free Cargo Litercy (FCL). Suatu program pemerintah yang mempermudah para donatur untuk menyumbangkan buku ke taman bacaan di seluruh Indonesia. Agar anak-anak dan masyarakat Indonesia memiliki akses buku bacaan yang lebih massal. Pemerintah tidak perlu menyediakan buku bacaan. Tapi cukup menggratiskan biaya pengiriman buku ke taman bacaan setiap tanggal 17 pada setiap bulan. Seperti yang pernah berjalan di tahun 2017 namun "berhenti" di tahun 2020.

FCL sangat penting untuk taman bacaan. Agar para donatur buku bacaan lebih tergerak untuk mendonasikan buku-buku yang dimilikinya. Tanpa perlu terbebani dengan biaya pengiriman. Maka, FCL selayaknya "dihidupkan kembali" di Indonesia. 

Lalu, bagaimana cara mendonasikan buku ke taman bacaan?

Teruntuk orang-orang baik dan para donatur buku ke taman bacaan, setidaknya patut memperhatikan 4 cara donasi buku ke taman bacaan, yaitu sebagai berikut:

1.   Pastikan buku yang akan didonasikan adalah buku bacaan, bukan buku pelajaran sekolah. Seperti buku-buku ensiklopedia, cerita rakyat, pengetahuan, sains dan teknologi, agama dan sejarah, dan sebagainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun