Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 49 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jangan Terlalu Baik Sama Orang Lain

31 Juli 2021   14:45 Diperbarui: 31 Juli 2021   17:12 1397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebut saja, namanya si Fulan. Tiap hari dia berangkat kerja naik kereta, dari Bogor ke Jakarta. Saat mau menaiki tangga penyeberangan menuju stasiun, ia melihat seorang pengemis tua. Karena kasihan, si Fulan memberikan uang ke si pengemis tua. Tanpa bicara, si pengemis melambaikan tangan. Tanda terima kasih atas kebaikan si Fulan.

Esok harinya, seperti biasa si Fulan bertemu si pengemis itu lagi. Kali ini, ia mengajak si pengemis untuk sarapan pagi bersama di dekat stasiun. Saat makan di Fulan bertanya, "Pak, bagaimana ceritanya Bapak bisa seperti ini?"

Si pengemis pun menjawab, "Karena dulu, saya terlalu sering menolong orang". Si Fulan pun bingung dengan jawaban si pengemis tua. Kok bisa?

"Iya Nak. Dulu saya sering menolong orang di sekitar" kata si pengemis tua, "Entah untuk sesuatu yang benar atau salah. Saya selalu berusaha menolong orang. Sampai tanpa terasa saya sudah menghabiskan waktu dan bahkan uang saya".

Si Fulan pun bertanya, "Apakah Bapak menyesalinya?"

Si pengemis tua menjawab, "Tidak Nak. Saya hanya sedih. Karena orang-orang yang pernah mendapat bantuan saya. Sama sekali tidak mau membantu saya saat membutuhkan bantuannya. Nak".

Maka si pengemis tua pun memberi nasihat kepada si Fulan. "Begini Nak, lebih baik kamu mengundang orang kesusahan ke rumahmu. Daripada membagikan semen saat kamu membangun rumahmu sendiri" katanya. 

Si Fulan pun berusaha memahaminya. Lalu mengangguk kepada sambil berkata dalam hati.  

Ternyata tidak semua kebaikan itu berbuah manis. Lebih baik mengutamakan diri sendiri dulu sebelum menolong orang lain. Jangan memaksakan diri untuk menolong orang. Sebab tidak semua orang akan membalas kebaikan dengan kebaikan. Bisa jadi, karena hatinya sudah beku.

 Ada betulnya kata orang tua dulu. Bahwa terlalu banyak berbuat baik pun akhirnya bisa jadi sesuatu yang buruk. Seperti menolong orang yang dilakukan di pengemis tua. Menolong memang perbuatan baik. Tapi jika kita tidak melihat konsekuensinya maka dampaknya malah buruk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun