Sebagai bagian komitmen tridharma perguruan tinggi, Universitas Indraprasta PGRI (UNINDRA) bekerja sama dengan Perempuan Tani Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) menggelar kegiatan pengabdian masyarakat bertajuk "Pelatihan Budidaya Lengkuas Merah" di Kebun Buah Jambu Ibu Nikade Astuti Tajurhalang Bogor (24/06/2021).Â
Dibuka oleh Huri Suhendri, M.Pd. selaku Ketua Prodi Pendidikan Matematika FMIPA Unindra, kegiatan ini sebagai upaya abdimas dosen dalam meningkatkan produktivitas budidaya lengkuas merah, di smaping cerminan kolaborasi pengetahuan antara dosen dan praktik pekerja Tim Abdimas Unindra terdiri: 1) Huri Suhendri, M.Pd., 2) Dr. Nurdeni, 3) Dr. Edward Alfin, 4) Novi Marliani, S.Hut., M.Pd., dan 5) Rita Ningsih, S.E., M.Pd.
Dalam paparannya, Dr. Nurdeni sebagai dosen UNINDRA sekaligus pengurus DPP Perempuan Tani HKTI menyajikan "Strategi Pengembangan Budidaya Tumbuhan Rempah-Rempah dalam Menunjang Ketahanan Pangan Keluarga".Â
Ditegaskannya, rempah-rempah merupakan salah satu kekayaan yang menjadi kebanggaan dan khas nusantara, yang bersifat aromatik dan dapat digunakan dalam makanan dengan fungsi utama sebagai pemberi cita rasa makanan. Lebih dari itu, rempah-rempan pun dapat dijadikan bahan dasar produk-produk kecantikan dan bahan obat-obatan.
"Dalam kondisi pandemi seperti sekarang, budidaya rempah-rempah bisa dioptimalkan. Caranya dengan pemanfaatan lahan yang ada di sekitar rumah sebagai bagian ketahanan pangan keluarga. Selain murah dan mudah, rempah-rempah juga dapat dikembangkan dengan media tanah yang ada langsung ditanam tanpa menggunakan polybag atau barang lainnya yang membutuhkan modal" ujarnya.
Selain itu, Dr. Edward Alfin pun menegaskan pengenalan budidaya lengkuas merah. Sebagai tanaman yang berasal dari Asia Tenggara, lengkuas memiliki khasiat sebagai bumbu dapur dan obat herbal. Bibit unggulnya dapat dibudidayakan dari lengkuas yang berusia 9-10 bulan dengan masa panen 10-12 bulan. Hasilnya akan lebih baik bila menggunakan pupuk organic.
Acara yang dimoderatori Novi Marliani, S.Hut., M.Pd., di akhir acara menampilkan Rita Ningsih, S.E., M.Pd. yang menekankan proses pascapanen dari budidaya lengkuas.Â
Di samping upaya pemasaran yang dapat dilakukan dengan memanfaatkan penjualan via medsos (FB, IG), dan market place. Karena itu, dalam pemasarannya diperlukan kemampuan membuat kemasan yang lebih menarik. Agar budidaya lengkuasdapat berkembang lebih besar dan bersifat sustainable (berkelanjutan).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H